Pengadaan Beras di Bulog Subdivre Malang Terkendala Cuaca
Pengadaan beras di Bulog Subdivisi Regional Malang tahun ini terkendala akibat panen petani terdampak cuaca tidak menentu. Namun, ketersediaan beras di sana dipastikan aman setidaknya hingga akhir tahun 2019.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pengadaan beras di Bulog Subdivisi Regional Malang tahun ini terkendala akibat panen petani terdampak cuaca tidak menentu. Namun, ketersediaan beras di sana dipastikan aman setidaknya hingga akhir tahun 2019.
Saat ini, masih ada stok beras medium 32.488 ton di gudang. Angka itu bahkan diperkirakan cukup memenuhi kebutuhan pangan sampai Maret-April 2020.
Kepala Bulog Subdivre Malang Anita Andreani di Malang, Rabu (30/10/2019), mengatakan, stok beras aman untuk lima bulan ke depan. Saat ini, pihaknya masih menyerap gabah dan beras dari petani. ”Stok kami saat ini lebih dari cukup kalau sampai akhir 2019,” ujarnya.
Akan tetapi, Anita mengatakan, stok beras akhir tahun ini tidak sebanyak periode serupa tahun lalu. Target pengadaan tahun 2018 mencapai 42.000 ton dengan penyerapan 18.000 ton. Tahun ini, target pengadaannya 21.000 ton dengan penyerapan diperkirakan 10.000 ton.
Menurut Anita, pengadaan tahun ini agak seret. Salah satu penyebabnya dipengaruhi cuaca. Selain dari wilayah Kabupaten Malang, Bulog Subdivre Malang juga mendapatkan beras dari Pasuruan. ”Belakangan ini pengadaan kita agak susah karena pengaruh cuaca yang tidak mendukung. Panen juga tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Terkait penyaluran beras yang melimpah, Anita mengatakan, pihaknya bakal melakukannya lewat program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga. Dalam program ini, pemerintah daerah dan perbankan akan ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan program bantuan pangan nontunai.
Belakangan ini pengadaan kita agak susah karena pengaruh cuaca yang tidak mendukung. Panen juga tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
”Harapan kami, mitra Bulog, yang juga sebagai penyalur bantuan pangan nontunai, bisa ambil bahan baku dari Bulog. Itu salah satu upaya kita untuk mencari saluran mengeluarkan stok beras,” katanya.
Dengan cara ini, Anita berharap upaya menyalurkan stok beras Bulog bisa lebih efektif dibanding menggelar operasi pasar secara langsung di pasar-pasar tradisional yang daya serapnya lebih kecil.
Wakil Kepala Bulog Subdivre Malang Eko Yudi Miranto mengatakan, beras-beras itu masih layak dan bisa disalurkan meski kemungkinan masih ada yang berdebu. Di beras medium, ada empat standar yang harus dipenuhi jika ingin masuk Bulog, yakni kadar menir, sosoh, butir patah, dan kadar air.