Gaet Turis, Jateng Utamakan Kesan dan Pengalaman Berwisata
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah turut menerapkan Storynomics Tourism sebagai upaya menggenjot kunjungan wisatawan. Dengan konsep itu, kesan dan pengalaman wisatawan diceritakan ulang lewat berbagai platform.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerapkan Storynomics Tourism sebagai upaya menggenjot kunjungan wisatawan. Dengan konsep itu, kesan dan pengalaman wisatawan diceritakan ulang lewat berbagai platform sehingga satu destinasi akan lebih dikenal luas.
Storynomics Tourism merupakan konsep pariwisata dengan pendekatan narasi, yang membuat wisatawan menceritakan ulang pengalaman yang didapatkan. Konsep itu memuat unsur promosi di dalamnya. Strategi itu untuk mempercepat pengembangan lima destinasi wisata super-prioritas nasional, yakni Borobudur, Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, dan Manado-Bitung-Likupang.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng Sinoeng N Rachmadi, di kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Rabu (30/10/2019), mengatakan, dalam menerapkan Storynomics Tourism, perlu pelibatan komunitas yang dapat menceritakan pengalaman mereka.
Anggota komunitas itu diharapkan membagikan cerita, kesan, dan pengalamannya di media sosial, seperti Instagram dan Twitter. ”Perlu ada interaksi sehingga kami memberi pelatihan tentang pemanfaatan media sosial kepada sejumlah kalangan di sekitar Borobudur,” ujar Sinoeng.
Untuk semakin mengenalkan destinasi wisata, termasuk Borobudur dan sekitarnya, Disporapar mengundang komunitas bloger untuk mengikuti perjalanan pengenalan wisata (familiarization trip). Pada 2020, kata Sinoeng, akan dilibatkan juga komunitas bloger dari luar Jateng.
Menurut Sinoeng, yang tidak kalah penting ialah adanya figur yang memberi testimoni akan satu destinasi. ”Dalam hal ini, Gubernur Jateng (Ganjar Pranowo) melakukannya di media sosial karena beliau memiliki follower (pengikut di media sosial) yang banyak,” ucapnya.
Bangunan lawas
Pengembangan kawasan Borobudur juga termasuk berbagai destinasi wisata di sekitarnya, di antaranya berbagai tempat wisata di Semarang, seperti kawasan Kota Lama dan Lawang Sewu, Dataran Tinggi Dieng, serta Situs Purbakala Sangiran. Storynomics Tourism juga dapat diterapkan. Misalnya, di sejumlah tempat yang dulu dikenal angker, tetapi kini telah direnovasi sehingga menjadi daya tarik wisata.
”Contohnya Lawang Sewu, Kota Lama, dan De Tjolomadoe (bekas pabrik gula). Ini menghadirkan sensasi dan menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain,” kata Sinoeng.
Menurut data Disporapar Jateng, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2018 sebanyak 677.168 orang. Dengan berbagai acara yang digelar hingga akhir tahun, Sinoeng menargetkan kunjungan wisman ke Jateng meningkat hingga 900.000 orang.
Kepala Seksi Pengembangan Pasar Disporapar Jateng Tanti Apriani menuturkan, komunitas menjadi ujung tombak dalam memasarkan pariwisata di Jateng melalui media sosial, antara lain Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jateng yang mengangkat berbagai potensi wisata.
”Komunitas mengangkat informasi, baik potensi wisata maupun terkait event untuk menarik wisatawan datang berkunjung. Dalam setahun, ada sekitar 15 fam trip, dengan membidik destinasi sesuai dengan minat kaum milenial,” kata Tanti.
Sekretaris GenPI Jateng Agustina Dwi Jayanti mengatakan, koordinasi dilakukan bersama GenPI kabupaten/kota untuk memunculkan potensi-potensi di daerah. Sejumlah kegiatan itu antara lain What Is Bundengan (Wonosobo), Pasar Karetan (Kendal), dan Pasar Lodra Jaya (Banjarnegara).
Guna mengoptimalkan pemasaran melalui media sosial, GenPI Jateng juga melatih warga desa dalam menggunakan media sosial. ”Selain dapat mempromosikan wisata di daerahnya, mereka juga bisa menjual kerajinan khas daerah setempat di media sosial. Kami memberi pelatihan agar media sosial digunakan secara positif,” tutur Agustina.