Helikopter Dikerahkan untuk Jangkau Imunisasi di Nduga
Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengerahkan helikopter untuk membawa petugas dan vaksin polio ke lima puskesmas di pedalaman Kabupaten Nduga.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengerahkan helikopter untuk membawa petugas dan vaksin ke lima puskesmas di pedalaman Kabupaten Nduga. Hal ini untuk mengatasi kendala akses transportasi yang menyebabkan minimmya cakupan imunisasi polio bagi sekitar 19.000 anak di kabupaten tersebut.
Hal ini disampaikan Kepala Seksi Survelains dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua Togu Sihombing, di Jayapura, Kamis (31/10/2019). Togu mengatakan, pihaknya menyediakan anggaran operasional sebesar Rp 500 juta untuk penggunaan helikopter ke lima puskesmas tersebut.
Hingga saat ini, baru sekitar 1.000 anak yang sudah mendapatkan imunisasi.
Saat ini, cakupan imunisasi polio di Provinsi Papua secara keseluruhan sudah mencapai 95 persen sesuai target nasional. Namun, terdapat 9 kabupaten dari 29 kabupaten/kota di provinsi itu yang cakupan imunisasi polionya masih di bawah 95 persen, yakni Nabire, Yalimo, Sarmi, Yahukimo, Jayawijaya, Tolikara, Intan Jaya, Dogiyai, dan Nduga.
Khusus Nduga, cakupan imunisasinya hanya 4,64 persen. "Hingga saat ini, baru sekitar 1.000 anak yang sudah mendapatkan imunisasi. Mereka berdomisili di Kenyam (ibu kota Nduga) dan sejumlah distrik terdekat," papar Togu.
Ia menuturkan, pelayanan imunisasi di setiap puskesmas akan menjangkau hingga kampung. Hal itu untuk mempercepat cakupan imunisasi polio di Nduga agar segera mencapai 95 persen.
"Kami akan melibatkan berbagai pihak agar kegiatan imunisasi polio di Nduga berjalan lancar. Kami tidak ingin kejadian luar biasa polio kembali terjadi di Papua," ujar Togu.
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Papua, ditemukan tiga kasus polio di Yahukimo pada periode November 2018 hingga Maret 2019. Bahkan, seorang anak mengalami kelumpuhan akibat penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga Ina Gwijangge, saat dihubungi dari Jayapura, mengatakan, pihaknya terkendala penyediaan sarana transportasi udara untuk menjangkau wilayah puskesmas di pedalaman kabupaten. Sejauh ini, belum ada regulasi yang mengatur penggunaan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk menyewa pesawat.
"Diperlukan revisi regulasi oleh Kementerian Kesehatan tentang penggunaan BOK. Regulasi tersebut hanya mengatur pelayanan kesehatan dengan jalur darat dan laut. Sementara, 12 distrik atau kecamatan di Nduga hanya dapat diakses dengan pesawat berbadan kecil atau helikopter," ucap Ina.
Kepala Perwakilan Unicef Wilayah Papua Tri Laksono Hary Santoso mengatakan, pihaknya turut terlibat untuk meningkatkan cakupan imunisasi polio di Nduga. "Kami baru menggelar pelatihan bagi tenaga relawan dari pihak gereja untuk membantu kegiatan imunisasi polio di pedalaman Nduga dua pekan yang lalu. Hal ini sesuai misi kami untuk memenuhi kebutuhan anak, khususnya dalam bidang kesehatan," katanya.