Longsor di Kawasan Tambang Tana Tidung Diinvestigasi
Longsor terjadi di area tambang batu bara di Tana Tidung, Kalimantan Utara. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi enam alat berat tertimbun longsoran.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS - Longsor terjadi di area tambang batu bara di Tana Tidung, Kalimantan Utara. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi enam alat berat tertimbun longsoran. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kalimantan Utara menginvestigasi penyebab longsor untuk mengetahui penyebab longsoran.
Longsor terjadi pada Selasa (29/10), sekitar pukul 08.00 Wita, di salah satu area tambang milik PT Pipit Mutiara Jaya, di Desa Bebatu, Kecamatan Sesayap Hilir, Tana Tidung. Saat kejadian, pekerja tambang baru memulai aktivitas penambangan.
Tanah setinggi 10 meter di tepi lubang galian tambang tiba-tiba longsor dan mendorong tanah galian di bawahnya. Pergerakan tanahnya terjadi sekitar 30 meter dan menimbun enam alat berat yang terparkir di lokasi. Selain itu, jalan tambang di bagian utara juga terputus. Kejadian longsor itu sempat terekam dan beredar di media sosial serta grup pesan singkat whatsapp.
"Tanah di sekitar lokasi memang terdiri dari lumpur, gambut, dan pasir. Tanah galian ditumpuk di tepi lubang galian. Mungkin karena tanahnya tidak kuat maka terjadi longsor dan membawa juga tanah di sekitarnya," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Utara Zainudin, Kamis (31/10/2019).
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kaltara Ferdy Manurun Tanduklangi mengatakan, timnya menginvestigasi di sekitar lokasi kejadian. Ia memastikan, kejadian itu longsor biasa, bukan likuefaksi. Pihaknya akan mencari tahu apakah kejadian itu akibat kelalaian atau memang murni bencana alam.
Jika ada unsur kelalaian dan tidak memenuhi prosedur pertambangan yang baik, akan ada sanksi bagi pengelola tambang. "Kami masih mencari tahu apakah aktivitas tambang di sana memenuhi aturan serta disiplin dakam kesehatan dan keselamatan kerja. Jika ada pelanggaran, bisa saja izin tambangnya dicabut," kata Ferdy.
Kami masih mencari tahu apakah aktivitas tambang di sana memenuhi aturan serta disiplin dakam kesehatan dan keselamatan kerja. Jika ada pelanggaran, bisa saja izin tambangnya dicabut
Menurut pantauan Ferdy, di sekitar lokasi kejadian memang berjenis tanah rawa dan mudah longsor. Dalam seminggu terakhir, tidak terjadi hujan di sekitar lokasi. Sempat terjadi gerimis, kata Fredy, tetapi tidak lama.
Ferdy mengatakan, pemerintah daerah akan mengevaluasi dan menganalisa apakah di lokasi itu aman untuk aktivitas tambang. Sebab, longsor dengan skala yang lebih kecil pernah juga terjadi di lokasi tambang di sekitar Tana Tidung.
Kepala Teknik Tambang PT Pipit Mutiara Jaya, Joko Rusdiono, mengatakan, belum bisa memberikan keterangan terperinci. Dia saat ini menyerahkan proses investigasi kepada Dinas ESDM Kaltara dan menunggu hasilnya.
"Kami menunggu saja proses dan hasil investigasinya. Saat ini, aktivitas tambang di lokasi kejadian dihentikan sampai investigasi dan evakuasi alat berat selesai dilakukan," kata Joko.