Menjelang datangnya pancaroba dan musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klaten dan Wonogiri mulai melakukan upaya pengurangan risiko bencana. Warga diingatkan untuk mewaspadai angin kencang.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
KLATEN, KOMPAS — Menjelang datangnya pancaroba dan musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klaten dan Wonogiri, Jawa Tengah, mulai melakukan upaya pengurangan risiko bencana. Warga diingatkan mulai mewaspadai potensi bencana angin kencang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten telah mengeluarkan surat edaran Kewaspadaan terhadap Potensi Kebencanaan Saat Musim Pancaroba ke semua kecamatan di Klaten.
Kepala BPBD Klaten Sip Anwar mengatakan, berdasarkan rapat koordinasi dengan pihak Stasiun Klimatologi Semarang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di Klaten diperkirakan akan berlangsung sampai dengan dasarian pertama November atau 10 hari pertama November. Adapun awal musim hujan diperkirakan mulai dasarian kedua November 2019.
”Kondisi dasaran pertama dan dasarian kedua diperkirakan sebagai musim pancaroba sehingga harus diwaspadai dengan serius terkait potensi terjadinya hujan deras disertai angin kencang dengan petir dan pergerakan tanah pada saat sore dan malam hari,” tutur Sip Anwar di Klaten, Jumat (1/11/2019).
Untuk mengantisipasi potensi bencana, Anwar mengatakan, masyarakat diimbau mulai membenahi atap rumah tinggal. Selain itu memotong batang dan ranting pohon yang bisa membahayakan di sekitar permukiman rumah tinggal.
Warga juga dilarang berteduh di bawah pohon saat terjadinya hujan deras yang disertai dengan petir dan angin.
Warga juga dilarang berteduh di bawah pohon saat terjadinya hujan deras yang disertai dengan petir dan angin. Pemerintah Kecamatan diminta bersama dengan komunitas relawan bencana di lingkup kecamatan menggiatkan program pengurangan risiko bencana.
Secara terpisah, Kepala BPBD Wonogiri Bambang Haryanto mengatakan, ancaman bencana saat musim pancaroba mulai terjadi, yaitu berupa angin kencang atau puting beliung, di Desa Lemahbang, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri, Kamis (31/10) sore. Akibatnya, satu rumah warga mengalami kerusakan sedang pada bagian atap. Genting rumah berjatuhan. ”Tidak ada korban jiwa ataupun luka dalam kejadian tersebut,” katanya.
Menurut Bambang, BPBD Wonogiri telah mengambil langkah antisipasi menghadapi potensi bencana saat musim pancaroba dan musim hujan. Untuk itu, pihaknya telah memfasilitasi pembentukan desa tanggap bencana di sembilan desa/kelurahan rawan bencana di kecamatan Wonogiri, Eromoko, Jatipurno, Tirtomoyo, Selogiri, Pracimantoro, dan Kismantoro.
Sejumlah materi dilatihkan, antara lain manajemen dasar kebencanaan dan teknik penggunaan peralatan dasar kebencanaan, serta potensi relawan sebagai penggerak ketangguhan masyarakat.