Tak Hanya Langka, Elpiji 3 Kilogram di Palangkaraya Juga Mahal
Warga Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, khawatir kelangkaan elpiji 3 kilogram bakal semakin melambungkan harga eceran. Pemerintah daerah menilai, pembagian gas bersubsidi masih belum tepat sasaran.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Warga Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, khawatir kelangkaan elpiji 3 kilogram bakal semakin melambungkan harga eceran. Pemerintah daerah menilai, pembagian gas bersubsidi masih belum tepat sasaran.
Sunarti (38), pengecer elpiji, mengatakan sudah tiga hari tidak mendapat pasokan gas 3 kilogram. Akibatnya, karena stoknya terbatas, ia menjual persediaan yang ada dengan harga tinggi, Rp 37.000 per tabung. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) gas ukuran itu hanya Rp 17.200 per tabung.
”Mau bagaimana lagi, saya juga kadang dapatnya tinggi dari tempat biasa beli,” ucap Sunarti di Palangkaraya, Jumat (1/11/2019).
Sunarti biasanya membeli dari salah satu distributor resmi di Kota Palangkaraya atau di beberapa agen gas di SPBU terdekat. ”Namun, ini sudah hampir satu minggu tak ada stok. Kalaupun ada, saya sulit mendapatkannya,” ujarnya.
Salah satu agen elpiji di SPBU Rajawali, Palangkaraya, Ferdi (30), mengungkapkan, pasokan elpiji 3 kg tidak stabil dalam seminggu terakhir. Dalam sehari, ia biasa menjual 200-300 tabung.
”Sekarang, tidak sampai setengah hari sudah ludes. Padahal, kami tidak kasih gas itu sembarangan. Satu orang minimal menukar dua tabung saja,” katanya.
Kepala Dinas Pertambangan dan Sumber Daya Mineral Kalteng Ermal Subhan mengatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan PT Pertamina untuk mengawasi distribusi elpiji dan tidak ada masalah dengan pasokannya. ”Masalahnya, orang yang tidak boleh beli ternyata ikut beli. Masyarakat belum sadar sepenuhnya soal ini,” ujar Ermal.
Sekarang, tidak sampai setengah hari sudah ludes. Padahal, kami tidak kasih gas itu sembarangan. Satu orang minimal menukar dua tabung saja.
Terkait tingginya harga elpiji 3 kilogram, lanjut Ermal, disebabkan menjamurnya pengecer gas yang sulit dikontrol. Pihaknya akan berusaha berkoordinasi dengan instansi terkait membahas hal ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kalteng Aster Bonawati mengungkapkan, pihaknya menemukan banyak agen dan pengecer yang menjual di atas HET. Hal itu dipicu tingginya kebutuhan masyarakat pada elpiji 3 kilogram ini.
”Gubernur sudah mengeluarkan surat edaran larangan penggunaan elpiji 3 kilogram untuk kalangan tertentu. Namun, masih banyak orang tidak mengindahkan aturan itu,” ungkap Aster.
Aster menambahkan, pihaknya sampai saat ini hanya menyosialisasi ke daerah-daerah terkait aturan tersebut. ”Itu langkah-langkah yang bisa kami lakukan, tetapi ini permasalahan klasik yang harus terus diupayakan solusinya,” katanya.