Pemadaman Listrik Bergilir di Lombok hingga Desember 2019
PT PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat mengalami defisit daya listrik karena sejumlah mesin pembangkit dalam perbaikan dan bertambahnya jumlah pelanggan baru.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — PT PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat mengalami defisit daya listrik karena sejumlah mesin pembangkit dalam perbaikan dan bertambahnya jumlah pelanggan baru. Akibatnya, pasokan daya ke pelanggan di Pulau Lombok berkurang sehingga diperlukan pemadaman bergilir hingga Desember 2019.
”Secara total dari beban 270 megawatt dari kapasitas pembangkit di Pulau Lombok, ada 47 megawatt yang kurang karena pemeliharaan mesin pembangkit dan penambahan pelanggan baru dalam dua bulan terakhir,” kata Taufiq Dwi Nurcahyo, Manajer Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTB, Senin (11/11/2019), di Mataram, Lombok, menyikapi mati listrik yang marak dalam dua bulan terakhir.
Menurut Taufiq, pemadaman bergilir berlangsung hingga Desember setelah seluruh mesin pembangkit selesai diperbaiki, adanya tambahan mesin pembangkit baru, hingga rampungnya pembangunan PLTU Lombok Peaker berkapasitas 150 MW pada akhir 2019.
Pemadaman bergilir disebabkan mesin pembangkit dalam pemeliharaan. Misalnya PLTU Jeranjang, Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, memiliki dua mesin pembangkit 2 x 25 MW. Pemeliharaan mesin juga dilakukan dalam dua bulan terakhir terhadap PLTD Ampenan, Kota Mataram, dan PLTD Pao’ Motong, Lombok Timur.
Di musim kemarau dengan cuaca relatif panas ini turut memengaruhi pemadaman listrik karena pelanggan menyalakan pendingin ruangan di malam hari. ”Berbeda di musim hujan, pelanggan umumnya tidak menggunakan AC, udara terasa sejuk di malam hari,” kata Rofia Fitri, Asisten Manajer Komunikasi PLN UIW NTB.
Di pihak lain, pertumbuhan jumlah pelanggan juga di luar dugaan pascagempa Lombok Juli-Agustus 2018. Selama Januari-Desember setahun lalu, kata Dony Nur Gustiarsyah, Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan yang membawahkan Pulau Lombok, pertumbuhan jumlah pelanggan 2,4 persen-2,5 persen, lalu naik menjadi 9,7 persen selama Januari-Oktober 2019.
Pelanggan baru itu di antaranya kalangan rumah tangga. ”Kami melayani pemasangan baru dalam 10 bulan terakhir sebanyak 800 setiap bulan. Saat ini tercatat 1.042.000 jumlah pelanggan atau naik dari 962.000 pelanggan tahun 2018. Hal ini mengindikasikan perekonomian masyarakat semakin normal, kebutuhan akan energi listrik juga meningkat,” ujar Dony.
Karena listrik sering padam tiba-tiba, black garlic tambah hitam pekat, rusak. Saya malu menjualnya.
Kondisi ini dikeluhkan dunia usaha. Syae’un, pelaku UKM di Desa Sembalun Bumbung, Lombok Timur, adalah salah satunya. Dia adalah produsen makanan olahan bawang hitam (black garlic). Sebelum menjadi penganan, bawang hitam harus melalui fermentasi lalu dipanaskan dalam oven listrik.
”Karena listrik sering padam tiba-tiba, black garlic tambah hitam pekat, rusak. Saya malu menjualnya,” kata Syae’un.