Pengelola Waduk Jatiluhur, Perum Jasa Tirta II, bersama sejumlah pihak serius menggarap wisata dengan mengangkat keindahan alam Jatiluhur. Berbagai acara pun digelar untuk meningkatkan jumlah pengunjungnya.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS-Pengelola Waduk Jatiluhur, Perum Jasa Tirta II, bersama sejumlah pihak serius menggarap wisata dengan mengangkat keindahan alam Jatiluhur. Berbagai acara pun digelar untuk meningkatkan jumlah pengunjungnya.
Akhir-akhir ini, tema ‘Green, Water, and Life’ menjadi andalan yang digunakan Perum Jasa Tirta II dalam berbagai acara, yaitu The 1st Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exhibition di Pantai Timur, kawasan Waduk Jatiluhur yang diselenggarakan pada 13-14 Juli 2019; The 1st Jatiluhur Heroes 5k Fun Run and Walk (10 November 2019); dan The 1st International Jatiluhur Jazz Festival (30 November dan 1 Desember 2019).
Tema tersebut dipilih sebagai bentuk kampanye untuk menjaga lingkungan dan air bagi kehidupan. "Menjaga kebersihan lingkungan dengan melindungi hutan dan keberlangsungan air menjadi tanggung jawab semua lapisan masyarakat. Terlebih menjaga ekosistem air sangat penting karena merupakan sumber kehidupan," kata Direktur Utama Perum Jasa Tirta II U Saefudin Noer, saat dihubungi Senin (11/11/2019).
Sepanjang tahun 2019, program konservasi dan optimalisasi pengelolaan air telah dilakukan, antara lain pembersihan sumber air mulai dari Situ Cisanti, pembersihan waduk, bendung, dan saluran sepanjang Sungai Citarum.
Saefudin menambahkan, kondisi waduk yang bersih dapat dimanfaatkan untuk berbagai perhelatan acara. Sehingga, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang ada di Jatiluhur. Misalnya, festival musik jazz yang diadakan akhir November nanti.
Festival itu diadakan di tepi waduk Jatiluhur menjelang matahari terbenam yaitu dimulai pukul 16.00. Komposisi musik jazz itu diharapkan dapat menyatu dengan lingkungan Jatiluhur. Penonton bakal diajak untuk menikmati pemandangan alam Jatiluhur sambil bernyanyi. Beragam sajian musik pun digagas langsung musisi kenamaan Dwiki Dharmawan.
Bahkan, melimpahnya jumlah air di waduk tersebut dimanfaatkan untuk membuat bunyi-bunyian air dengan kolaborasi alat musik tradisional khas Sunda. Bintang tamu yang diundang, antara lain Java Jive, Marcell, Via Vallen, Krakatau, dan Mus Mujiono.
Transformasi
Jatiluhur lebih dikenal akan objek Jatiluhur Water World, wisata perahu, dan wisata kuliner. Pengunjung dapat menikmati perairan Jatiluhur dengan menyewa kapal motor bertarif Rp 15.000-Rp 20.000 per orang. Ada pula sejumlah restoran di tepi waduk yang menawarkan berbagai menu ikan bakar.
Sinergi sejumlah pemangku kepentingan akan membawa angin segar bagi Jatiluhur. Untuk diketahui, wisata Waduk Jatiluhur masuk ke dalam rencana pengembangan 2020 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pada tahun ini, Pemprov Jabar bersama Perum Jasa Tirta II, pengelola Jatiluhur, dan Pemerintah Kabupaten Purwakarta bersinergi mengoptimalkan wisata di kawasan Waduk Jatiluhur.
Pada Agustus lalu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi sejumlah lokasi rencana pembangunan spot wisata baru di Jatiluhur. Pengembangan pariwisata akan dikebut selesai awal 2021. Berbagai wahana baru akan dibangun untuk menyedot wisatawan.
Kamil menyebut rencana pengembangan terbagi dalam rencana jangka pendek (enam bulan), menengah (satu tahun), dan panjang (dua tahun lebih). Rencana jangka pendek, membangun masjid terapung di tengah waduk yang didesain Kamil. Sementara rencana jangka menengah, membangun hotel terapung. Investasi untuk membangun satu spot baru diperlukan dana Rp 20 miliar-Rp 30 miliar. (Kompas, 19/8/2019).
Sebelumnya, General Manager Unit Usaha Pariwisata dan AMDK Perum Jasa Tirta II Dindin Hendriana mengatakan, untuk mendongkrak jumlah pengunjung di Jatiluhur, ia pun menyiapkan penambahan wahana wisata baru, renovasi hotel, bungalow, dan penataan UMKM di sekitar waduk.
Dari aspek wahana, pada 2018, Dindin bersama tim telah mengajukan konsep pembuatan jogging track sepanjang 1,5 kilometer di tepi Jatiluhur. Di sisi kanan-kiri lokasi itu akan dilengkapi taman bunga dan kursi untuk bersantai. Proyek ini ditargetkan rampung pada pertengahan tahun 2020.
“Melalui kegiatan itu, semoga branding Jatiluhur semakin dikenal luas. Kami menargetkan ada peningkatan pengunjung sebanyak 15 persen,” ujar Dindin.
Berdasarkan data Unit Usaha Pariwisata dan AMDK Perum Jasa Tirta II, jumlah kunjungan wisatawan lokal selama tiga tahun terakhir di Jatiluhur menurun. Pada 2016 tercatat 221.761 kunjungan wisatawan. Namun, pada 2017, kunjungan berkurang menjadi 211.779 dan menurun lagi pada 2018 menjadi 183.551 kunjungan.