Cetak Petani Modern, SMK Pertanian di Lampung Bakal Direvitalisasi
Untuk mengembangkan sektor pertanian, Pemprov Lampung bakal merevitalisasi SMK pertanian. Selain menyiapkan tenaga terampil di bidang pertanian, langkah ini juga untuk memastikan sistem pertanian berkelanjutan.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Untuk mengembangkan sektor pertanian, Pemerintah Provinsi Lampung bakal merevitalisasi SMK pertanian. Selain untuk menyiapkan tenaga terampil di bidang pertanian, langkah ini juga untuk memastikan sistem pertanian berkelanjutan di tengah tantangan isu pangan.
Hal tersebut mengemuka dalam rapat koordinasi terkait pendidikan vokasi yang dihadiri Sekretaris Daerah Lampung Fahrizal Darminto, Rabu (13/11/2019), di Bandar Lampung. Hadir dalam kesempatan itu sekitar 30 pejabat dari satuan kerja perangkat daerah terkait.
Menurut Fahrizal, sektor pertanian menyumbang lebih dari 30 persen dan menjadi penopang utama perekonomian di Lampung. Meski begitu, pertumbuhan sektor pertanian dalam beberapa tahun terakhir hanya sekitar 1 persen. Sumber daya manusia di sektor pertanian juga semakin sedikit dengan minimnya regenerasi.
Untuk itu, Pemprov Lampung ingin mencetak tenaga terampil di bidang pertanian. Salah satunya merevitalisasi SMK pertanian. ”Lampung membutuhkan sekolah bidang pertanian yang modern. SMK perlu dikembangkan untuk mencetak tenaga terampil yang siap terjun ke lapangan kerja,” katanya.
Sebagai tahap awal, Pemprov Lampung akan merevitalisasi SMK Pertanian Pembangunan di Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Lampung Selatan. Sekolah yang semula dikelola Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung itu kini diserahkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung.
Nantinya, sekolah seluas 5,6 hektar itu akan dirancang menjadi sekolah pertanian berbasis asrama agar siswa lebih fokus belajar. Selain laboratorium, sekolah juga akan dilengkapi dengan lahan praktik untuk setiap siswa. Anak didik juga akan ditempa menjadi wirausaha yang mampu membangun usaha pertanian secara mandiri.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung Kusnardi mengatakan, peralihan tata kelola sekolah ini dilakukan agar porsi anggaran pembangunan untuk sekolah itu bisa lebih besar. Selama ini, pihaknya terkendala dana untuk pembangunan sarana dan prasarana. Anggaran yang tersedia hanya cukup untuk biaya operasional dan honor pengajar setiap bulan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Sulpakar mengatakan, anggaran yang dibutuhkan untuk revitalisasi sekolah pertanian mencapai Rp 14,4 miliar pada 2020. Anggaran itu dibutuhkan untuk membangun sarana dan prasarana, seperti ruang kelas, asrama, laboratorium, dan lahan untuk praktik.
Menurut dia, pemda juga akan menyiapkan pola perekrutan siswa didik baru yang berbeda tahun depan. Siswa SMK yang tersaring diharapkan merupakan anak petani yang benar-benar tertarik menekuni usaha pertanian. Selain itu, calon siswa diutamakan berasal dari kabupaten sentra pertanian di Lampung. Dengan begitu, regenerasi sumber daya manusia di bidang pertanian bisa terwujud.