Dua Minggu, Kerugian akibat Bencana di Aceh Capai Rp 565 Juta
Kerugian akibat bencana dalam dua pekan terakhir di Aceh mencapai Rp 565 juta. Kerugian itu dihitung dari kerusakan infrastruktur dan lahan pertanian, hingga harta benda milik warga yang hilang atau rusak
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Kerugian akibat bencana alam dalam dua pekan terakhir selama November 2019 di Aceh mencapai Rp 565 juta. Jumlah itu dihitung dari kerusakan infrastruktur dan lahan pertanian, hingga harta benda milik warga yang hilang.
Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan, hingga Kamis (14/11/2019) terjadi 11 kejadian banjir dan 2 kali longsor. Banjir terjadi di Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Barat. Sementara longsor terjadi di Gayo Lues dan Aceh Tenggara.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBA Muhammad Syahril menuturkan, sebanyak 1.090 warga terdampak bencana meski tidak memerlukan tempat pengungsian. Genangan banjir tidak berlangsung dalam waktu lama. Namun, aktivitas ekonomi warga terganggu lantaran sejumlah pasar ikut tergenang. Ke depan, intensitas bencana alam diperkirakan meningkat karena hujan akan turun lebih kerap.
Longsor paling anyar terjadi di jalan lintas Blangkejeren-Tripe Jaya, Kabupaten Gayo Lues, Kamis pagi. Badan jalan penghubung antarkecamatan tertutup material longsor. ”Badan jalan yang tertutup longsor sepanjang 200 meter. Saat ini tim BPPA sedang membersihkan jalan itu,” kata Syahril. Gayo Lues berjarak sekitar 450 kilometer dari Banda Aceh.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh Zakaria Ahmad mengatakan, sejak Oktober hingga Desember 2019, Aceh masuk puncak musim hujan. Akibat curah hujan yang tinggi, potensi bencana hidrometeorologi juga meningkat.
Zakaria mengatakan, warga yang berada di kawasan pegunungan harus lebih waspada karena ada potensi bencana bisa lebih tinggi. Daerah seperti Tangse (Pidie), Gayo Lues, dan Aceh Tenggara kerap dilanda banjir bandang saat musim hujan.
Zakaria mengatakan, bencana banjir genangan diperkirakan terjadi di semua kabupaten/kota. Hal itu disebabkan kemampuan tanah menyerap air melemah akibat penggundulan lahan dan pembangunan gedung yang kian masif.