Angin Kencang Bercampur Debu Kembali Terjang Sumberbrantas di Batu
Angin kencang bercampur debu dan pasir kembali menerjang Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (17/11/2019). Bencana ini kembali melumpuhkan aktivitas sebagian warga.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Angin kencang bercampur debu dan pasir kembali menerjang Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (17/11/2019). Bencana ini kembali melumpuhkan aktivitas sebagian besar warga yang bermukim di lereng Gunung Arjuno itu.
Selain Sumberbrantas, angin juga dirasakan warga Desa Tulungrejo, Punten, dan Sumbergondo, semua di Kecamatan Bumiaji. Namun, hanya di Sumberbrantas yang anginnya disertai debu.
Pantauan Kompas, angin berembus dari arah gunung menuju permukiman. Angin kemudian menyeret debu dan pasir lahan pertanian yang kering akibat kemarau. Akibatnya, debu berhamburan ke segala arah.
Untuk menghindari risiko terpapar debu, hampir semua rumah dan kegiatan niaga di desa yeng berjarak sekitar 16 kilometer dari Kota Batu itu tutup. Debu juga menghalangi pandangan pengguna jalan Batu-Pacet, Mojokerto, yang tengah melintas.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa ataupun luka akibat peristiwa ini. Namun, sejumlah mobil ambulans tetap disiagakan di lokasi. Petugas PLN juga terlihat memeriksa dan memangkas batang pohon yang patah akibat angin. Sejak sekitar pukul 10.00, listrik di lokasi padam.
”Angin berembus mulai pukul 23.00, tetapi warga baru bisa melihat kondisi sekitar sekitar pukul 04.30 setelah subuh. Angin membawa debu seperti yang terjadi satu bulan lalu,” kata Agus Budianto, salah satu warga Dusun Lemahputih, Desa Sumberbrantas.
Menurut Agus, tidak ada hujan. Hanya angin kencang yang bertiup. Hujan turun sepekan lalu, hanya dua hari, setelah itu cuaca panas kembali sehingga menyebabkan lokasi sekitar kering.
Hujan turun sepekan lalu, hanya dua hari, setelah itu cuaca panas kembali sehingga menyebabkan lokasi sekitar kering. (Agus Budianto)
”Sejauh ini ada beberapa tetangga yang mengungsi ke rumah saudara. Saya pilih bertahan dulu melihat situasi. Waktu ada bencana serupa satu bulan lalu, saya ikut mengungsi,” ucap Agus, yang memilih tidak pergi sejak pagi akibat angin.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu A Choirur Rochim mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan empat lokasi untuk pengungsian.
”Hingga siang ini, hasil koordinasi tim gabungan belum ada rekomendasi kepada warga untuk mengungsi. Namun, jika ada warga yang hendak mengungsi atas inisiatif sendiri dipersilakan, dan kami memfasilitasi untuk tempat pengungsian sementara,” ucapnya.
Keempat tempat pengungsian ada di Balai Desa Tulungrejo, Balai Desa Punten, Balai Desa Sumbergondo, dan Balai Desa Sidomulyo. Lokasi ini sebelumnya juga menjadi tempat pengungsian warga saat angin kencang satu bulan lalu.
BPBD Batu belum bisa memastikan berapa banyak bangunan yang rusak akibat angin kali ini. ”Ada sejumlah bangunan yang atapnya rusak. Namun, kami belum bisa menghitung karena angin masih berembus kencang dan beberapa pohon juga tumbang,” kata Rochim.
Sebelumnya, bencana angin kencang melanda Sumberbrantas selama beberapa hari pada akhir minggu ketiga Oktober lalu. Tercatat ada sekitar 1.000 rumah rusak ringan-berat di Desa Sumberbrantas, Sumbergondo, dan Tulungrejo. Selain itu, fasilitas umum yang rusak sekitar 10 buah, yang berupa sekolah, tempat ibadah, dan balai desa.
Selain satu korban meninggal, lebih dari 1.200 warga juga mengungsi ke tempat pengungsian umum dan ribuan lainnya mengungsi ke tempat saudara.
Menurut Rochim, hingga kini BPBD Batu masih berkoordinadi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk memastikan apakah angin akan berembus dalam waktu singkat atau berlanjut beberapa hari ke depan.
”Jika iya (beberapa hari), akan dilakukan evakuasi kepada warga karena dampak debu tidak baik untuk kesehatan,” kata Rochim.