Seiring pertumbuhan kota dan pertambahan penduduk, sejumlah ruas jalan di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, perlu diperluas agar arus transportasi lancar.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS - Seiring pertumbuhan kota dan pertambahan penduduk, sejumlah ruas jalan di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, perlu diperluas agar arus transportasi lancar. Pembenahan infrastruktur jalan, terutama di pusat kota, sangat penting mengingat kawasan itu merupakan simpul keramaian dan aktivitas masyarakat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Banda Aceh Jalaluddin, Senin (25/11/2019), menuturkan, ada beberapa kawasan yang kini tumbuh cukup pesat. Jika tidak ditata dari sekarang, diprediksi akan menjadi persoalan serius masa mendatang.
Jalan yang masih satu jalur harus dibuat menjadi dua jalur.
“Yang harus dibenahi pertama sekali jalan. Jalan yang masih satu jalur harus dibuat menjadi dua jalur,” kata Jalaluddin.
Jalan yang mendesak untuk dibenahi, kata Jalaluddin, yakni Jalan Teuku Iskandar dari Berurawe sampai Ulee Kareng, Jalan Tengku Panglima Nyak Makam di Lampineung, Jalan Syarif Thayep Lambhuk, dan jalan di kawasan Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Lamprit.
Khusus untuk Jalan Teuku Iskandar, direncakan dibangun menjadi dua jalur. Dari underpass Berawe hingga ke pusat pasar Ulee Kareng panjangnya 3,5 kilometer. Volume kendaraan di jalan ini cukup padat. Pada jam sibuk seperti pagi dan sore, kendaraan hanya bisa melaju 20 kilometer per jam. Dalam sehari, sebanyak sekitar 3.000 kendaraan melintasi jalan ini.
Jalan Teuku Iskandar tersambung dengan Jalan Panglima Nyak Makam yang merupakan pusat keramaian. Di sepanjang Jalan Panglima Nyak Makam terdapat hotel bintang lima, toko buku Gramedia, puluhan warung kopi, kantor pemerintah, dan stadion sepak bola.
Di Jalan Panglima Nyak Makam juga sedang dibangun pusat perbelanjaan terbesar di Banda Aceh, yakni Trans Studio Mall. Untuk menuju ke Jalan Panglima Nyak Makam, pengendara harus melewati Jalan Teuku Iskandar. “Pada 2020, pemerintah membebaskan lahan di sepanjang Jalan Teuku Iskandar. Kami menargetkan pada 2021 pembangunan dimulai,” kata Jalaluddin.
Jalaluddin menambahkan, pembenahan Jalan Panglima Nyak Makam di depan kantor Gubernur Aceh dilakukan dengan membuat underpass. Pembuatan jalan itu akan menghubungkan dengan Jalan Teuku Nyak Arif menuju kampus Universitas Syiah Kuala. “Kami berharap ada dukungan anggaran dari kementerian untuk membenahi jalan itu,” kata Jalaluddin.
Jalaluddin menuturkan, pertambahan kendaraan di Banda Aceh dalam setahun mencapai 10.000 unit. Sebagai ibu kota provinsi, pertambahan penduduk terjadi setiap tahun. Saat ini, penduduk Banda Aceh sebanyak sekitar 250.000 jiwa. Kepadatan penduduk di Banda Aceh yakni 4.011 jiwa per kilometer persegi.
Warga Banda Aceh, Khalis (25), menuturkan, perluasan Jalan Teuku Iskandar sangat mendesak. Selain hanya satu jalur, jalan tersebut tidak terdapat trotoar untuk pejalan kaki. Tata kelola parkir di sepanjang jalan itu juga masih amburadul.
Pakar perencanaan wilayah dan kota dari Universitas Syiah Kuala, Issana Burhan, mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi di Banda Aceh harus mengacu pada kemajuan kota puluhan tahun mendatang.
Beberapa ruas jalan perlu diperluas dan setiap bangunan baru harus memiliki area parkir yang memadai. Issana mengatakan, pertumbuhan kendaraan dapat ditahan dengan menyediakan sarana transportasi umum yang layak dan terintegrasi.