Sembilan Kota di Kalimantan Bersiap Jadi Penyangga
Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur diyakini berdampak positif terhadap kota-kota di Pulau Kalimantan. Saat ini, sembilan kota di Kalimantan juga bersiap untuk menjadi daerah penyangga ibu kota negara.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur diyakini berdampak positif terhadap kota-kota di Pulau Kalimantan. Saat ini, sembilan kota di Kalimantan juga bersiap untuk menjadi daerah penyangga ibu kota negara.
Sembilan kota di Kalimantan saat ini yaitu Banjarmasin, Banjarbaru, Samarinda, Balikpapan, Bontang, Tarakan, Palangkaraya, Pontianak, dan Singkawang. Kota-kota tersebut mulai bersiap setelah pemerintah mengumumkan lokasi ibu kota baru adalah sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur.
Kesiapan kota-kota di Kalimantan menjadi daerah penyangga ibu kota negara menjadi topik yang dibahas dalam Musyawarah Komisariat Wilayah V Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Regional Kalimantan IX Tahun 2019 di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 25-27 November.
”Kota-kota di Kalimantan dalam posisi yang sangat strategis sebagai penyangga ibu kota negara,” kata Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina dalam kegiatan musyawarah bertema ”Dampak Pemindahan Ibu Kota Negara terhadap Kota-kota di Kalimantan dari Segi Infrastruktur, Sosial, dan Lingkungan”, Selasa (26/11/2019), di Banjarmasin.
Untuk menjadi daerah penyangga ibu kota negara, menurut Ibnu Sina, kota-kota di Kalimantan perlu menyesuaikan rencana pembangunannya. ”Rencana tata ruang wilayah kota juga harus disesuaikan,” ujarnya.
Dari sembilan kota di Kalimantan, Kota Balikpapan akan merasakan dampak paling besar dari pemindahan ibu kota negara karena hanya berjarak sekitar 40 kilometer dari lokasi ibu kota. Walaupun demikian, Ibnu Sina yakin kota-kota lain, termasuk Banjarmasin, tetap akan merasakan dampaknya.
”Banjarmasin bisa menjadi penyangga karena merupakan salah satu pintu gerbang ekonomi di Pulau Kalimantan. Arus barang dan jasa yang masuk melalui Pelabuhan Trisakti Banjarmasin selama ini juga didistribusikan ke kota-kota lain di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Ini tentu akan semakin menggeliatkan perekonomian di Kota Banjarmasin,” tuturnya.
Wakil Ketua Apeksi Bidang Ekonomi dan Keuangan yang juga Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, rencana pemindahan ibu kota itu patut disambut baik dengan harapan agar ke depan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia semakin merata.
”Rencana pemindahan ibu kota tersebut harus dipersiapkan dengan matang dan bijaksana. Ibu kota negara yang baru nanti diharapkan tumbuh ideal dari berbagai aspek, mulai dari tata ruang, infrastruktur, lingkungan, hingga ekonomi dan sosial,” katanya.
Meskipun Kota Balikpapan yang akan merasakan dampak paling besar, tidak menutup kemungkinan kota-kota lain di Kalimantan juga memperoleh dampak yang besar dari kehadiran ibu kota negara di Kalimantan. ”Ini harus dimanfaatkan. Sebelum ibu kota negara dibangun, kota-kota penyangganya harus dibangun,” ujar Rizal.
Rencana pemindahan ibu kota tersebut harus dipersiapkan dengan matang dan bijaksana. Ibu kota negara yang baru nanti diharapkan tumbuh ideal dari berbagai aspek, mulai dari tata ruang, infrastruktur, lingkungan, hingga ekonomi dan sosial.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam sambutan tertulis yang disampaikan Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Gusti Syahyar mengatakan, penetapan ibu kota negara di Kaltim tidak hanya berdampak besar pada kota-kota di Kaltim, tetapi juga berdampak pada kota-kota di Kalimantan pada umumnya.
”Tentu saja, kota-kota besar di Kalimantan yang selama ini menjadi pusat perdagangan dan jasa akan merasakan dampaknya dan bisa menjadi penyangga ibu kota negara di Kalimantan Timur,” tuturnya.
Menurut Sahbirin, Pemprov Kalsel juga telah mempersiapkan diri sebagai daerah penyangga ibu kota negara. ”Saat ini, kami fokus menyiapkan dua daerah penyangga, yaitu Kabupaten Tabalong dan Tanah Bumbu. Dua daerah tersebut berbatasan langsung dengan Kalimantan Timur,” katanya.