Antisipasi Banjir, Sungai-sungai di Sidoarjo Dibersihkan
Pembersihan sejumlah sungai di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, semakin digalakkan oleh pemerintah maupun masyarakat memasuki musim hujan. Daya tampung sungai dinormalisasi agar mampu mengurangi potensi banjir.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pembersihan sejumlah sungai di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, semakin digalakkan oleh pemerintah ataupun masyarakat secara swadaya memasuki musim hujan. Daya tampung sungai dinormalisasi agar mampu mengurangi potensi genangan dan mencegah banjir.
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mengatakan, ada dua lokasi yang dinormalisasi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo, yakni sungai di Desa Tambak Sawah dan sungai di Desa Tambak Rejo, Kecamatan Waru. Normalisasi dimulai pekan depan.
”Sungai yang mengalir di dua desa tersebut sedimentasinya tinggi. Hal itu diperparah dengan banyaknya bangunan liar di atas permukaan sungai,” ujar Saiful Ilah, Rabu (27/11/2019).
Upaya pembersihan sungai sulit dilakukan karena di sekitar sungai terdapat banyak bangunan liar yang dibangun secara permanen ataupun nonpermanen.
Saiful mengatakan, Desa Tambak Sawah dan Tambak Rejo dilintasi Sungai Reformasi. Sungai ini menjadi sumber pengairan pertanian dan saluran pembuangan limbah rumah tangga serta limbah pabrik-pabrik di sepanjang alirannya. Hal itulah yang memicu tingginya sedimentasi.
Pada saat sama, upaya pembersihan sungai sulit dilakukan karena di sekitar sungai terdapat banyak bangunan liar yang dibangun secara permanen ataupun nonpermanen. Bangunan itu dibangun masyarakat dan digunakan untuk tempat berjualan. Bangunan liar paling banyak ditemukan di sekitar area pabrik.
Selain itu, banyak pula jembatan yang dibangun dengan konstruksi rendah sehingga menghambat laju aliran air dan menjadi tempat penumpukan sampah-sampah yang hanyut. Jembatan-jembatan ini dibangun secara pribadi oleh warga sehingga tidak memenuhi standar konstruksi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum BMSDA Sunarti Setyaningsih mengatakan pembersihan dan normalisasi sungai diawali dengan mengeruk sedimen di kawasan terbuka atau tidak terdapat bangunan di permukaannya. Adapun di tempat-tempat yang banyak berdiri bangunan liar, pengerukan harus menunggu pembongkaran.
Pembersihan dan normalisasi sungai diawali dengan mengeruk sedimen di kawasan terbuka atau tidak terdapat bangunan di permukaannya.
”Sementara ini, pengerukan sedimentasi baru bisa dilakukan di kawasan dekat rumah pompa air. Untuk mengeruk bagian lain, minimal harus membongkar 12 bangunan permanen dan dua jembatan,” kata Sunarti.
Kepala Satuan Polisi Praja Sidoarjo Widiyantoro Basuki mengatakan, pihaknya berharap masyarakat bersedia membongkar sendiri bangunannya secara sukarela. Pihaknya ingin mengedepankan upaya persuasif dengan menggugah kesadaran masyarakat agar peduli pada lingkungan dan berpartisipasi mencegah banjir.
Selain oleh pemerintah daerah, upaya pembersihan sungai di Sidoarjo juga dilakukan masyarakat secara swadaya. Contohnya, pembersihan sungai di Desa Bringinbendo, Kecamatan Taman, dan Desa Wonokupang, Kecamatan Balongbendo.
Kepala Desa Bringinbendo Huda mengatakan, wilayahnya rawan banjir saat musim hujan. Air kerap menggenangi jalan dan menghambat arus lalu lintas serta melumpuhkan aktivitas ekonomi warga. Agar banjir tidak kian parah, pihaknya mengerahkan warga bekerja bakti membersihkan sungai dan saluran air di depan rumah.
”Agar hasilnya lebih maksimal, pemerintah desa menggandeng perusahaan yang ada di wilayah ini. Harapannya, daya tampung sungai lebih maksimal pada musim hujan sehingga genangan banjir cepat surut,” kata Huda.
Kepala Bidang Penataan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo Luh Yuni Areni mengatakan, dalam kerja bakti yang digelar Minggu (24/11), pihaknya mengerahkan 52 petugas kebersihan untuk membantu warga. Selain itu ada lima truk yang dikerahkan mengangkut sampah dari lokasi kerja bakti ke tempat pembuangan akhir.
Dalam kesempatan itu dilakukan juga perawatan terhadap 1.000 biopori program tanggung jawab sosial perusahaan. Perawatan biopori ini penting agar penyerapan air ke dalam tanah lebih maksimal dan cepat.