Gelombang 4 Meter, Pelayaran di Jayapura Dihentikan
Tinggi gelombang yang mencapai 2,5-4 meter di perairan Papua membahayakan pelayaran nelayan, kapal kargo, dan kapal perintis. Aktivitas pelayaran di Jayapura pun dihentikan sementara waktu.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura mengeluarkan peringatan cuaca buruk untuk sejumlah daerah perairan di Papua dan Papua Barat. Tinggi gelombang yang mencapai 2,5 hingga 4 meter dapat membahayakan pelayaran nelayan, kapal kargo, dan kapal perintis. Aktivitas pelayaran pun dihentikan sementara waktu.
Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre, saat ditemui di Jayapura, Jumat (29/11/2019), mengatakan, peringatan itu dikeluarkan sejak Selasa (26/11).
Diperkirakan kondisi ini berlangsung hingga satu pekan mendatang.
Menurut Ezri, tinggi gelombang laut di perairan Samudra Pasifik Utara Papua dan Papua Barat mencapai 2,5-4 meter. Sementara tinggi gelombang di perairan Jayapura-Sarmi, perairan Teluk Cenderawasih, perairan Biak, perairan Raja Ampat-Sorong, dan perairan Manokwari mencapai 1,25-2,5 meter.
”Penyebab tinggi gelombang di sejumlah wilayah perairan Papua dan Papua Barat akibat siklon tropis Kammuri. Diperkirakan kondisi ini berlangsung hingga satu pekan mendatang,” kata Ezri.
Ia menuturkan, sangat berbahaya bagi perahu nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot atau 27 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kondisi ini juga berbahaya bagi kapal kayu atau tongkang apabila kecepatan angin 16 knot atau 28,8 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Adapun bagi kapal perintis, sangat berbahaya apabila kecepatan angin mencapai 21 knot atau 37,8 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. ”Bagi kapal berukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal penumpang, sangat berbahaya melewati perairan dengan kecepatan angin 27 knot atau 48,6 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 4 meter,” papar Ezri.
Ia pun menyatakan, BBMKG Wilayah V Jayapura telah menyampaikan informasi tinggi gelombang laut tersebut kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) setempat. ”Kami berharap para nelayan dapat berhenti melaut dan KSOP tidak memberikan izin berlayar apabila kondisi cuaca buruk,” katanya.
Secara terpisah, Kepala KSOP Jayapura Ferra J Alfaris saat dihubungi mengatakan, pihaknya telah menghentikan aktivitas pelayaran setelah mendapatkan informasi tinggi gelombang dari BMKG. Karena larangan itu, sebanyak tiga feri dan tujuh kapal kargo tidak beroperasi sejak Kamis kemarin.
Kapal ini melayani rute dari Jayapura ke Mamberamo Raya, Biak Numfor, hingga Manokwari. ”Kami akan mencabut larangan berlayar setelah ada informasi dari BMKG, bahkan kondisi cuaca telah membaik,” tutur Ferra.