Polisi Periksa Perangkat Desa di Banjarnegara yang Sempat Menghilang
Ahmad Fauzi (39), Kepala Desa Batur, Kabupaten Banjarnegara, terpilih yang sempat menghilang sejak 13 November telah ditemukan di salah satu pondok pesantren di Salatiga. Ia diperiksa polisi terkait kasus itu.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Ahmad Fauzi (39), Kepala Desa Batur terpilih Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang sempat menghilang sejak 13 November telah ditemukan di salah satu pondok pesantren di Salatiga, Jawa Tengah. Fauzi menjalani sejumlah pemeriksaan, antara lain, psikologi dan kesehatan di Kepolisian Resor Banjarnegara.
”Nanti setelah menyelesaikan administrasi dan pemeriksaan lanjutan seperti cek urine dan darah, Pak Fauzi bisa berkumpul kembali bersama masyarakat dan keluarganya di Desa Batur,” kata Kepala Kepolisian Resor Banjarnegara Ajun Komisaris Besar Aris Yudha Legawa, Jumat (29/11/2019), di Banjarnegara.
Aris mengatakan, menghilangnya Fauzi yang sebelumnya menjabat Kepala Urusan Perencanaan Desa Batur disebabkan masalah pribadi yang harus diselesaikan dengan saksama dan fokus. Dengan alasan itu, Fauzi pergi ke pondok pesantren untuk menenangkan diri.
”Kami selesaikan dulu pemeriksaannya, tapi untuk kemungkinan ke arah sana (dugaan terorisme) sangat kecil sekali. Nanti setelah ada pemeriksaan lanjutan, baru bisa kami simpulkan,” katanya.
Sebelumnya, Tanti Rahmawati (38), istri Fauzi, menyampaikan, suaminya pamit untuk berangkat mewakili pihak desa ke Semarang menghadiri undangan yang membahas tentang hutan. ”Hari Selasa (12/11/2019) pukul 16.30 pamitan mau menghadiri acara di Semarang naik motor. Acara di Semarang Rabu pagi, dia berangkat lebih awal mau menemui Walhi yang akan mendapingi ke Semarang,” kata Tanti.
Tanti mengatakan, komunikasi terakhir dengan Fauzi pada Selasa malam sekitar pukul 19.00 karena Fauzi memberi informasi akan ada tamu yang mau mengambil barang di rumah. Telepon selulernya tampak aktif terakhir kali pada Rabu (13/11) pukul 08.45, tapi kemudian tidak bisa dikontak.
”Insya Allah kalau seperti (musuh, intimidasi, ancaman) itu tidak ada,” kata Tanti, yang kemudian melaporkan hilangnya Fauzi ke Polsek Batur pada 25 November lalu.
Di Polres Banjarnegara, Fauzi meminta maaf kepada keluarga dan juga masyarakat karena telah membuat mereka khawatir. ”Kami sampaikan dari hati yang terdalam, kami mohon maaf sebesar-besarnya khususnya kepada bupati, kapolres, dan masyarakat Batur karena beberapa hari kemarin saya lost contact dengan mereka,” tutur Fauzi.
Dia melanjutkan, dirinya saat ini memang dalam kondisi labil. Namun, tidak ada maksud dan tujuan apa pun dari menghilangnya dirinya.
Fauzi mengatakan, dirinya dalam kondisi sehat jasmani dan rohani. ”Ini adalah murni masalah saya pribadi, tidak ada kaitannya dengan siapa pun atau pihak mana pun,” katanya.
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono yang juga hadir di Polres Banjarnegara menyampaikan, Fauzi yang akan dilantik menjadi kepala desa pada 11 Desember nanti harus menjalani tes urine dan darah untuk memastikan bebas narkoba.
”Saya pertegas, saya minta kepada Polri untuk mengambil urine dan tes darah, sebab untuk aturan pelantikan seorang kepala desa, semua harus bebas narkoba,” kata Budhi.
Sebelumnya, Muhijab (53), paman Fauzi, sempat menduga bahwa Fauzi menghilang terkait proses pilkades karena kemungkinan ada pihak yang tidak terima. Selain itu, keluarga juga sempat menduga Fauzi menghilang karena ikut mendukung warga yang menuntut tuntas kasus kebakaran hutan di lereng Perbukitan Petarangan.
Aris menambahkan, hendaknya para tokoh masyarakat memberikan ketenangan bagi warga. ”Menjadi kepala desa tidak hanya menaungi kelompok tertentu, tetapi juga menaungi masyarakat desa seluruhnya dan menjadi contoh,” katanya.