Jumlah Pengunjung Candi Borobudur Sulit Penuhi Target
Target jumlah wisatawan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tahun ini diprediksi akan sulit tercapai. Adapun, jumlah total wisatawan candi di 2019, ditargetkan mencapai 4.774.629 orang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Target jumlah wisatawan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tahun ini diprediksi akan sulit tercapai. Adapun, jumlah total wisatawan candi di 2019, ditargetkan mencapai 4.774.629 orang.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur, I Gusti Putu Ngurah Sedana, mengatakan, hingga November kemarin, jumlah pengunjung baru mencapai, 3.332.261 orang, atau hanya 69,8 persen dari target.
Kekurangan dari target tersebut menurut dia, sulit dipenuhi di musim liburan akhir tahun di bulan ini. “Hingga akhir tahun ini, total jumlah pengunjung Candi Borobudur, dimungkinkan maksimal mencapai 90 persen dari target,” ujarnya, saat ditemui, Rabu (4/12/2019).
Kondisi jumlah pengunjung yang sulit mencapai target ini, menurut dia, juga terjadi tahun lalu, di mana dari target yang ditetapkan sebanyak 4.770.649 orang, realisasi yang terjadi hanya mencapai 4.008.677 orang atau hanya sekitar 83 persen dari target.
Hingga akhir tahun ini, total jumlah pengunjung Candi Borobudur, dimungkinkan maksimal mencapai 90 persen dari target, ujar Putu
Putu mengatakan, kondisi ini dipicu oleh berbagai macam faktor. Selain karena harga tiket pesawat yang belum juga turun, menurut dia, kondisi ini juga dipicu oleh makin banyaknya akses jalan tol yang mempermudah mobilitas masyarakat ke berbagai tempat.
“Kemudahan akses pada akhirnya membuat setiap orang bisa langsung pergi ke tempat tujuan, sehingga tidak mampir ke tempat lain, termasuk ke tempat wisata seperti Candi Borobudur,” ujarnya.
Putu mencontohkan, salah satu rekannya yang merupakan warga Jakarta biasanya menyempatkan datang dalam perjalanannya ke Surabaya. Namun, setahun ini, kebiasaan tersebut tidak lagi dilakukan karena dia bisa langsung meluncur melalui jalan tol ke Surabaya.
Selain itu, menurut dia, sepinya jumlah kunjungan saat ini diduga oleh kondisi tahun ini yang merupakan tahun politik. Aktivitas seputar pemilihan terkait pemilihan legislatif dan pemilihan presiden, diduga membuat setiap orang menjadi malas untuk bepergian dan berwisata.
Pergantian tahun
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Putu mengatakan, pihaknya akan menyelenggarakan perayaan Tahun Baru di Taman Wisata Candi Baru. Kendatipun belum memutuskan akan menyelenggarakan apa, dia memastikan di pergantian tahun ini, tidak akan lagi diselenggarakan pesta perayaan dengan menggunakan lampion dan balon LED.
“Kegiatan pelepasan lampion sudah tidak mungkin kami laksanakan karena Kementerian Perhubungan menyatakan kegiatan tersebut membahayakan kegiatan penerbangan,” ujarnya.
Pelepasan balon LED juga tidak dilaksanakan karena balon bertenaga listrik tersebut dinilai juga membahayakan keselamatan warga sekitar.
Direktur PT Manajemen Community Based Tourism (CBT) Nusantara, Jatmika Budi Santoso, mengatakan, sebanyak 20 balai ekonomi desa (balkondes) yang tersebar di 20 desa di Kecamatan Borobudur, sejauh ini, juga belum ada yang merancang acara untuk pergantian tahun.
Untuk pergantian tahun, masyarakat biasanya lebih banyak mendatangi dan merayakan tahun baru di pusat-pusat keramaian di pusat kota seperti kota Yogyakarta dan Kota Magelang, ujar Jatmika
Dalam hal ini, Jatmika mengatakan, pihaknya juga tidak menyarankan adanya acara tersebut karena desa-desa di kawasan Borobudur kurang diminati sebagai lokasi perayaan pergantian tahun.
“Untuk pergantian tahun, masyarakat biasanya lebih banyak mendatangi dan merayakan tahun baru di pusat-pusat keramaian di pusat kota seperti kota Yogyakarta dan Kota Magelang,” ujarnya. PT Manajemen CBT Nusantara adalah pihak yang ditunjuk oleh Kementerian BUMN untuk mengelola 20 balkondes di Kecamatan Borobudur.
Dua tahun lalu, pihaknya pernah mencoba menyelenggarakan acara pergantian tahun di lima balkondes, dengan menggelar pentas kesenian dan pemutaran film. Namun, acara tersebut pada akhirnya hanya menarik perhatian warga desa setempat saja.