Hujan lebat disertai angin kencang diprediksi akan terjadi di wilayah Purwakarta dan Karawang selama seminggu ke depan. Masyarakat diimbau agar lebih waspada akan adanya potensi bencana hidrometeorologi.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Hujan lebat disertai angin kencang diprediksi akan terjadi di wilayah Purwakarta dan Karawang selama seminggu ke depan. Masyarakat diimbau agar lebih waspada akan adanya potensi bencana hidrometeorologi.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Miming Saepudin mengatakan, wilayah Purwakarta, Karawang, dan sekitarnya pada periode Desember ini sudah mulai memasuki musim hujan. Secara umum hujan terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang dengan sesekali disertai intensitas lebat dalam durasi singkat.
”Hujan lebat timbul dari sistem awan Cumulonimbus (CB). Curah hujan yang timbul dari awan CB cukup sering disertai kilat/petir dan angin kencang,” kata Miming, dihubungi Kamis (5/12/2019) siang.
Miming menambahkan, dalam tiga hari ke depan, potensi hujan intensitas sedang-lebat masih dapat terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat secara umum, termasuk wilayah Karawang dan Purwakarta.
Pada masa transisi musim atau pancaroba yang perlu diwaspadai adalah potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dalam waktu singkat. Dalam beberapa kasus kemungkinan dapat terjadi hujan es dan puting beliung.
Bencana hidrometeorologi rentan terjadi menjelang periode Desember, Januari, Februari, atau dikenal secara umum sebagai periode musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. BMKG mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis, antara lain banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Wilayah-wilayah dengan hujan berintensitas tinggi berpotensi terdampak bencana itu.
Hujan lebat timbul dari sistem awan Cumulonimbus. Curah hujan yang timbul dari awan CB cukup sering disertai dengan kilat/petir dan angin kencang.
Mengutip pantauan BMKG pada periode 6-12 Desember 2019, tekanan udara di wilayah Indonesia pada umumnya sekitar 1008 hPa. Fenomena siklon tropis Kammuri (1002 hPa) bergerak ke arah barat dengan kecepatan angin maksimum 35 knot. Daerah pertumbuhan awan hujan akibat pertemuan dan belokan angin berada di sejumlah daerah di Indonesia, antara lain Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, dan Jatim.
Potensi bencana
Tingginya curah hujan dapat membuat kondisi tanah jenuh sehingga terjadi longsor. Terlebih jika tidak ada tanaman kayu yang mampu menahan tanah. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono menuturkan, peta potensi bencana hidrometeorologi pada Desember masih sama dengan November.
Ada 15 kecamatan yang masuk dalam kategori menengah-tinggi. Kategori menengah-tinggi artinya zona tersebut mempunyai potensi menengah-tinggi untuk terjadi longsor. Daerah itu di antaranya Bojong, Cibatu, Wanayasa, Pasawahan, dan Sukatani.
Risiko tinggi adalah Kecamatan Bojong karena ada rombakan tanah, alih fungsi dari tanaman keras menjadi sayur. ”Kami khawatir bencana longsor dan banjir bandang terjadi di sana,” ucapnya.
Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta, sepanjang 2018, ada 10 kejadian tanah longsor dan 21 kejadian angin puting beliung di Purwakarta. Intensitas kejadian angin kencang dan tanah longsor terjadi pada Oktober hingga Januari.
Sepanjang Januari-5 Desember 2019 tercatat 9 kejadian angin puting beliung dan 27 kejadian tanah longsor. ”Sampai akhir tahun diperkirakan masih rawan terjadi,” ucapnya.
Informasi lokasi risiko bencana gerakan tanah telah disebarluaskan melalui media sosial. Wahyu mengimbau para camat untuk meningkatkan kewaspadaan warganya dan menyiagakan puluhan sukarelawan. Adapun sarana dan prasarana menghadapi bencana telah disiapkan, antara lain tenda dan perlengkapan perahu karet.