Kantor Bupati Sumba Tengah Diterjang Puting Beliung
Seluruh atap Kantor Bupati Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, rusak diterjang puting beliung pada Jumat (6/12/2019) pukul 17.00 Wita. Tidak ada korban jiwa. Namun, kantor itu untuk sementara tidak bisa digunakan.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
WAIBAKUL, KOMPAS — Seluruh atap Kantor Bupati Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, rusak diterjang puting beliung pada Jumat (6/12/2019) pukul 17.00 Wita. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, kantor itu untuk sementara waktu tidak bisa digunakan.
Posisi kantor berada di padang rumput terbuka. Kantor yang dibangun 11 tahun lalu itu berjarak sekitar 5 kilometer dari permukiman penduduk. Saat kejadian, sebagian besar pegawai sudah pulang sehingga tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, sejumlah dokumen fisik rusak tersiram air hujan. Kantor ini mempekerjakan sekitar 100 pegawai yang tersebar di sembilan unit.
Atap bocor dan dampak puting beliung pernah menghajar bangunan serupa tahun 2015 dan 2016. Dua kali perbaikan bangunan itu menyedot anggaran masing-masing Rp 2,5 miliar.
Bupati Sumba Tengah Paulus SK Limu, Sabtu, mengatakan, seluruh atap kantor bupati rusak akibat puting beliung. Atapnya terlempar sekitar 7 meter dari bangunan utama. Ia mengatakan bakal pindah kantor untuk sementara waktu ke rumah dinas.
”Sekretaris daerah, ruang asisten, dan lain-lain sedang dicarikan kantor dinas pemda yang belum dipakai,” ucap Paulus.
Ia menyebutkan akan mengundang tim audit investigasi Pemerintah Provinsi NTT untuk menyelidiki kekuatan bangunan fisik kantor itu. Jika kantor dirancang untuk 30 tahun, mestinya tidak mudah rusak, seperti kebocoran atap atau saat terjadi angin kencang. Biaya pembangunan kantor itu sekitar Rp 60 miliar.
Kerusakan terakhir akan diteliti tim penyelidik dari Dinas Pekerjaan Umum Sumba Tengah untuk memastikan kerusakan ringan, sedang, atau kerusakan berat. Hasil penyelidikan itu menjadi acuan untuk memperbaiki atau membangun kantor baru.
Dominggus Ndapa (34), pegawai Kantor Bupati Sumba Tengah, mengatakan, saat kejadian, di kantor itu ada belasan pegawai. Mereka masih membereskan pekerjaan tersisa.
”Tiba-tiba terdengar atap seng berbunyi dan dalam hitungan satu atau dua detik, langsung terangkat. Saya kaget saat plafon bangunan yang terbuat dari gipsum luruh satu per satu ke lantai kantor, diikuti air hujan masuk di setiap ruangan kantor,” tutur Ndapa.
Anggota DPRD NTT Viktor Mado Watun mengatakan, sebagian besar kualitas bangunan pemerintah di NTT, termasuk Kantor Bupati Sumba Tengah, diduga tidak sesuai standar kelayakan bangunan. Bangunan-bangunan itu mudah rusak. Ia menduga, hal itu dipicu lemahnya sistem pengawasan yang dilakukan pemda setempat.