Film ”Pulau Plastik” Ingatkan Bahaya Sampah dan Alternatif Penanganannya
Serial film dokumenter ”Pulau Plastik” kembali mengingatkan masyarakat Bali pada bahaya sampah plastik untuk masa depan. Butuh wawasan lebih dalam dan upaya alternatif agar hal ini tidak menghancurkan kehidupan manusia.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Serial film dokumenter Pulau Plastik kembali mengingatkan masyarakat Bali pada bahaya sampah plastik untuk masa depan. Butuh wawasan lebih dalam dan beragam upaya alternatif agar hal ini tidak menghancurkan kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya kelak.
Jumat (6/12/2019) malam, film ini diluncurkan di Taman Kumbasari, sekitar Tukad Badung, Kota Denpasar, Bali. Film Pulau Plastik terdiri atas empat seri, yakni Segara Kertih (harmoni dengan laut kita), Karmaphala (konsekuensi dari perbuatan kita), Bedawang Nala (penyu yang membawa dunia), dan Tri Hita Karana (hubungan antara manusia, Tuhan, dan alam).
Film Pulau Plastik diinisiasi Kopernik, lembaga nonprofit yang bergerak di bidang pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mengurangi kemiskinan, bersama Akarumput. Musisi sekaligus Direktur Akarumput.com I Gede Robi ”Navicula” Supriyanto menjadi host dalam film Pulau Plastik itu.
Wali Kota Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang hadir dalam peluncuran film itu mengatakan, Pulau Plastik mengajarkan banyak hal tentang masalah lingkungan dan isu sampah plastik. Kampanye ini memberi efek kepada banyak pihak, termasuk Pemerintah Kota Denpasar.
Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan, kampanye Bali bebas sampah plastik dan gerakan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai harus berlanjut. Pemkot Denpasar sudah mengeluarkan kebijakan berupa Peraturan Wali Kota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Kantong Plastik dan Instruksi Wali Kota Denpasar Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengurangan Sampah.
”Perlu cara untuk mengajak dan memengaruhi masyarakat agar peduli masalah sampah,” kata Rai Mantra. ”Sarana kampanye melalui film ini diharapkan meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang dampak buruk plastik sekali pakai,” lanjutnya.
Senior Project Officer Pulau Plastik-Kopernik Andre Dananjaya mengatakan, serial film Pulau Plastik ini diharapkan memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang dampak buruk sampah plastik dan alternatif guna menekannya. Menurut Andre, masyarakat sebagai konsumen juga punya andil dan peran dalam mengurangi sampah plastik selain upaya dari pemerintah.
Selain peluncuran serial film Pulau Plastik, Kopernik juga menggelar kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai kepada pedagang dan pembeli di Pasar Badung, Jumat pagi. Kampanye dilakukan kelompok seni pertunjukan topeng bondres Dadong Rerod. Mereka mengimbau pedagang agar sedapat mungkin mengurangi penggunaan kantong plastik di Pasar Badung.