Tersambungnya Tol Trans-Sumatera dari Bakauheni, Lampung, hingga Kayu Agung, Sumatera Selatan, diyakini meningkatkan animo masyarakat pada masa mudik Natal dan Tahun Baru 2020.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Tersambungnya Tol Trans-Sumatera dari Bakauheni, Lampung, hingga Kayu Agung, Sumatera Selatan, diyakini meningkatkan animo masyarakat pada masa mudik Natal dan Tahun Baru 2020. Antisipasi kemacetan, khususnya di jalan tol, menjadi fokus utama.
Hal itu mengemuka dalam rapat koordinasi persiapan mudik Natal dan Tahun Baru yang dipimpin Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah VI Bengkulu dan Lampung Rahman Sujana, Senin (9/12/2019), di Bandar Lampung. Rapat dihadiri oleh perwakilan dari sejumlah instansi terkait, seperti pengelola jalan tol, pelabuhan, kereta api, dan dinas perhubungan.
Ada beberapa hal yang harus disiapkan, khususnya antisipasi kemacetan saat arus balik dari Bakauheni ke Pelabuhan Merak.
Berdasarkan data yang dihimpun PT ASDP Bakauheni, tahun lalu, ada 459.540 orang dari Jawa yang mudik Natal dan Tahun Baru ke Sumatera dengan transportasi laut dan darat. Adapun jumlah kendaraan roda dua dan roda empat yang melintas sebanyak 95.773 unit. Tahun ini, jumlah pemudik pada puncak arus mudik diprediksi meningkat hingga 15 persen.
Untuk itu, diperlukan antisipasi kemacetan lalu lintas di pelabuhan, jalan tol, dan jalan nasional. ”Ada beberapa hal yang harus disiapkan, khususnya antisipasi kemacetan saat arus balik dari Bakauheni ke Pelabuhan Merak. Kondisi jalan tol, bus, hingga kapal harus siap,” kata Rahman.
Menurut dia, antisipasi di Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan Terbanggi Besar-Pamatang Panggang penting dilakukan karena pembangunan tempat istirahat (rest area) belum tuntas. Hal ini agar pengemudi dapat beristirahat saat lelah sehingga potensi kecelakaan bisa ditekan.
Sejak beroperasi pada Maret 2019, setidaknya sudah terjadi 83 kali kecelakaan di jalan tol tersebut. Jumlah korban meninggal sebanyak 139 orang dan korban luka sebanyak 199 orang. Selain kelalaian pengemudi, pemicu kecelakaan akibat pecah ban.
Kepala Cabang Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar PT Hutama Karya Hanung Hanindito mengatakan, terdapat tiga tempat istirahat di ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan sembilan tempat istirahat di ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang yang disiapkan. Meski belum selesai dibangun, dia menjamin ketersediaan fasilitas, SPBU modular, tempat ibadah, toilet, dan lahan parkir.
Untuk mengurai kemacetan di gerbang tol, pihaknya meminta agar pengemudi memastikan saldo uang elektronik cukup. Dengan begitu, transaksi di gerbang tol tidak lebih dari 10 detik. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan bank penyedia layanan pengisian uang elektronik untuk menyiapkan petugas di dekat gerbang tol. Penambahan loket di gerbang tol, khususnya di dekat pelabuhan, juga akan disiapkan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Bambang Subogo mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Lampung untuk melakukan rekayasa lalu lintas di tol jika terjadi kemacetan parah. ”Jika kondisi di jalan tol padat, sebagian kendaraan akan dialihkan melalui jalan lintas sumatera,” katanya.
Saat ini, sebanyak 415 armada bus yang terdiri dari 222 bus antarkota antarprovinsi dan 193 bus antarkota dalam provinsi telah siap. Selain itu, disiapkan pula 30 bus cadangan milik pemerintah untuk mengangkut pemudik pejalan kaki yang menumpuk pada malam hingga pagi hari. Hingga kini, sekitar 80 persen bus telah menjalani uji kelaikan jalan.