Ekonomi Ciayumajakuning Tumbuh, Kemiskinan Merajalela
Pertumbuhan ekonomi di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan atau Ciayumajakuning, Jawa Barat, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, tingkat kemiskinan dan IPM di daerah tersebut masih tinggi.
Oleh
abdullah fikri ashri
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pertumbuhan ekonomi di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan atau Ciayumajakuning, Jawa Barat, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, tingkat kemiskinan dan indeks pembangunan manusia di daerah tersebut melebihi rata-rata provinsi.
Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 yang digelar Kantor Perwakilan BI Cirebon, Selasa (17/12/2019), di Kota Cirebon, disebutkan, pertumbuhan ekonomi di Ciayumajakuning mencapai 4,2 persen. ”Ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, 3,9 persen,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Cirebon Fadhil Nugroho.
Peningkatan tersebut, katanya, paling besar dipengaruhi perdagangan besar, eceran, serta reparasi mobil dan motor, yakni 5,14 persen. Selanjutnya, kontribusi pertumbuhan ekonomi datang dari jasa keuangan, konstruksi, dan transportasi serta pergudangan.
Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi di Ciayumajakuning masih di bawah rata-rata Jabar, yakni 5,42 persen dan nasional 5,05 persen. Adapun tingkat inflasi di Cirebon, sebagai indikator Ciayumajakuning, tercatat lebih baik, yakni 2,14 persen. Ini di bawah inflasi Jabar dan nasional, yaitu masing-masing 3,42 persen dan 3 persen.
Pertumbuhan ekonomi di Ciayumajakuning masih di bawah rata-rata Jabar, yakni 5,42 persen dan nasional 5,05 persen. (Fadhil Nugroho)
Fadhil optimistis, ekonomi di Ciayumajakuning masih bertumbuh pada 2020, sekitar 4,5 persen dan inflasi sekitar 3 plus dan minus 1 persen. ”Kenapa pertumbuhannya sedikit karena industri minyak dan gas di Indramayu sedang menurun atau tumbuh di bawah 2 persen,” ungkapnya.
Saat ini, Indramayu tercatat sebagai daerah dengan produk domestik regional bruto (PDRB) terbesar, 41 persen dalam Ciayumajakuning. Keberadaan PT Pertamina (Persero) di Indramayu berkontribusi paling besar pada ekonomi Indramayu.
Kemiskinan dan IPM
Di tengah pertumbuhan ekonomi Ciayumajakuning, saat ini tingkat kemiskinan di kawasan itu malah di atas rata-rata kemiskinan Jabar, yakni 6,91 persen. Tingkat kemiskinan Kuningan dan Majalengka tercatat lebih dari 11 persen. Adapun Majalengka tercatat 10,06 persen, Kabupaten Cirebon (9,94 persen), dan Kota Cirebon (8,41 persen).
Tingkat kemiskinan tersebut seirama indeks pembangunan manusia (IPM) Ciayumajakuning yang rendah. Hanya Kota Cirebon yang melebihi IPM Jabar, yakni 71,3 persen. Sementara daerah lainnya tercatat di bawah 70 persen.
”Artinya, dari 5 juta warga Ciayumajakuning, kurang dari sepersepuluh yang bisa bersaing dengan warga luar daerah. Kalau begini, sudah pasti kita kalah,” kata Arief Kurniawan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Cirebon.
Artinya, dari 5 juta warga Ciayumajakuning, kurang dari sepersepuluh yang bisa bersaing dengan warga luar daerah. Kalau begini, sudah pasti kita kalah. (Arief Kurniawan)
Menurut Arief, rendahnya IPM dan tingginya tingkat kemiskinan di Ciayumajakuning dipengaruhi belum meratanya akses pendidikan di daerah tersebut. ”Kondisi ini mulai dibenahi. Apalagi, Institut Teknologi Bandung mulai dibangun di Cirebon,” ujarnya.
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis mengajak pemerintah daerah di Ciayumajakuning berkolaborasi membangun kawasan itu. Apalagi, infrastruktur seperti jalan tol dan Bandara Internasional Jabar Kertajati telah beroperasi. ”Kami sudah membuat nota kesepahaman pengembangan pariwisata bersama pemda di Ciayumajakuning. Ke depan, akan dibuat paket wisata bersama,” ucapnya.