Pelayaran Perintis Waspadai Gelombang Tinggi Papua
Gelombang setinggi 1,75 meter-3 meter melanda perairan utara Papua dan Papua Barat. BBMKG Wilayah V Jayapura mengimbau aktivitas pelayaran, termasuk kapal perintis, mewaspadai kondisi ini.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Gelombang setinggi 1,75 meter-3 meter melanda perairan utara Papua dan Papua Barat. Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura mengimbau aktivitas pelayaran, termasuk kapal perintis, mewaspadai kondisi ini.
Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre, di Jayapura, Selasa (17/12/2019), mengatakan, cuaca buruk itu berpotensi terjadi hingga 22 Desember. Wilayah yang dilanda gelombang tinggi adalah perairan Jayapura, perairan Sarmi, perairan Manokwari, hingga perairan utara Raja Ampat.
Untuk perairan-perairan tersebut, tinggi gelombang mencapai 3 meter.
”Untuk perairan-perairan tersebut, tinggi gelombang mencapai 3 meter. Sementara di perairan Teluk Cenderawasih, tinggi gelombang cenderung lebih rendah, yakni sekitar 2 meter,” kata Ezri.
Ezri mengatakan, kondisi ini harus diwaspadai armada perahu nelayan tradisional, kapal kayu, dan kapal perintis. Ia memaparkan, sangat berbahaya bagi perahu nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot atau 27 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kondisi ini juga berbahaya bagi kapal kayu atau tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot (28,8 kilometer per jam) dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Sementara bagi kapal perintis, sangat berbahaya apabila kecepatan angin mencapai 21 knot (37,8 kilometer per jam) dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
”Sangat berbahaya untuk perahu nelayan dan kapal perintis melintasi perairan dengan tinggi gelombang mencapai 3 meter. Kami terus berkoordinasi dengan pihak syahbandar Jayapura terkait kondisi cuaca perairan,” ucap Ezri.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Jayapura Miraza Polpoke mengatakan, pihaknya masih terus memantau kondisi cuaca perairan yang menjadi rute kapal perintis. Ia menyatakan, KSOP Jayapura akan menghentikan aktivitas pelayaran kapal perintis apabila kondisi cuaca semakin memburuk.
Terdapat lima kapal perintis yang melayani sejumlah rute dari Jayapura ke Mamberamo Raya, Biak Numfor, hingga Manokwari. ”Sampai saat ini kapal perintis masih terus beroperasi. Namun, kami akan kembali mengecek kondisi cuaca setelah berkoordinasi dengan BMKG. Kami tidak akan mengeluarkan surat persetujuan berlayar apabila terjadi gelombang tinggi,” kata Miraza.
Sementara itu, terkait antisipasi bencana alam, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw menyiagakan 295 personel untuk mengantisipasi bencana alam di wilayah Papua. ”Para personel ini berasal dari tujuh satuan tugas (satgas) yang tergabung dalam pasukan Kontijensi Aman Nusa II. Kami menyiapkan untuk mengantisipasi dampak bencana alam selama setahun ke depan,” ujar Paulus.