Antisipasi Lonjakan Penumpang di Kupang, KMP Cakalang II Didatangkan
KM Cakalang II berkapasitas 340 penumpang dari Sape, Nusa Tenggara Barat, bakal didatangkan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, untuk mengantisipasi lonjakan penumpang antarpulau selama masa Natal dan Tahun Baru.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — KMP Cakalang II berkapasitas 340 penumpang dari Sape, Nusa Tenggara Barat, bakal didatangkan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, guna membantu mengangkut penumpang antarpulau selama masa Natal. Hal itu karena tujuh armada feri yang dikelola PT ASDP tak mencukupi kebutuhan transportasi sekitar 7.000 pemudik dari Kupang ke berbagai daerah di NTT.
Manajer Operasi PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesi Ferry cabang Kupang, Hermin Welkis di Kupang, Selasa (17/12/2019), mengatakan, dirinya sudah menandatangani izin operasional dari Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) guna mengoperasikan KMP Cakalang II. Saat ini, Cakalang II sedang dalam perjalanan dari Sape, Nusa Tenggara Barat (NTB), menuju Kupang.
”Lonjakan penumpang sudah mulai terasa, sedangkan Posko Natal dan Tahun Baru baru dibuka pada 18 Desember. Karena itu, kami datangkan satu kapal lagi untuk mendukung pelayaran jelang Natal dan Tahun Baru,” kata Welkis.
KMP Cakalang II akan difokuskan mengangkut penumpang pada rute-rute padat, antara lain Kupang-Rote, Kupang-Larantuka, dan Kupang-Lewoleba. Kapal tersebut akan menambah kapasitas tujuh unit armada feri di bawah pengoperasian ASDP Kupang dan satu unit feri milik Pemprov NTT, yakni KMP Flobamora. Sebenarnya masih ada satu unit kapal feri di bawah ASDP, yakni KMP Egon, tetapi berlabuh di Maumere.
Masing-masing feri memiliki kapasitas angkut bervariasi, berkisar 150-500 penumpang. Pada kondisi biasa, mobilitas harian penumpang dari Kupang pada 12 rute di NTT sekitar 5.000 orang. Namun, menjelang Natal dan Tahun Baru, jumlah tersebut diperkirakan melonjak menjadi 7.000 orang.
Kapasitas KM Cakalang II yakni 340 penumpang, ditambah 7 truk, 5 unit mobil, dan puluhan sepeda motor. Kapal ini bisa didatangkan dari pelabuhan Sape NTB karena di daerah tersebut tidak ada lonjakan penumpang pada masa libur Natal dan Tahun Baru.
Pantauan di Pelabuhan Feri Bolok, Kabupaten Kupang, calon penumpang dari Kupang ke Kalabahi serta rute Kupang-Lewoleba mulai tampak ramai. Calon penumpang memadati teras penjualan tiket.
Dari 12 jalur tersebut, rute terdekat adalah Kupang-Ansisi dengan jarak tempuh 25-30 menit, sedangkan yang terjauh Kupang-Aimere (Kabupaten Ngada) dengan waktu tenpuh 17 jam perjalanan. Semua jalur bisa dilalui dengan feri saat ketinggian gelombang 0,5-2 meter. Jika lebih dari itu, feri tidak akan beroperasi. Saat ini gelombang laut berkisar 1-2 meter.
Olon Naran, petugas penjualan tiket di ASDP Bolok, Kupang, mengatakan, lonjakan calon penumpang belum begitu ramai. Biasanya, lonjakan mulai signifikan pada H-5 sampai dengan H-2 Natal.
”Lebih banyak calon penumpang memilih menggunakan kapal Pelni yang berlabuh di Tenau, sekitar 2 kilometer dari Bolok karena takut cuaca buruk,” ungkapnya.
Kapal Pelni berkapasitas 1.000-2.000 penumpang. Namun, jadwal pelayaran kapal Pelni di Tenau hanya sekali dalam sepekan. Adapun feri setiap hari berangkat dari Kupang.
Agustinus Masan (39), calon penumpang rute Kupang-Lewoleba, mengatakan lebih suka menggunakan Kapal Awu milik PT Pelni yang memiliki jadwal singgah di Pelabuhan Kalabahi. Namun, kapal tersebut baru akan masuk Pelabuhan Tenau pada 24 Desember dan tiba di Lewoleba tepat 25 Desember.
Agustinus ingin merayakan Natal dan Tahun Baru bersama kedua orangtuanya di Lewoleba. Penjual material bahan galian C (pasir dan batu) di Kupang ini berharap ada kapal Pelni lain yang masuk Kupang untuk angkutan Natal.
”Saat ini cuaca laut masih relatif aman sehingga feri bisa berlayar sesuai jadwal. Kalau cuaca buruk, warga Kupang yang ingin merayakan Natal dengan keluarga di daerah lain di NTT akan terhambat,” kata Agustinus.