logo Kompas.id
NusantaraKeberlanjutan Lingkungan dalam...
Iklan

Keberlanjutan Lingkungan dalam Euforia Natal

Catatan asal-usul tradisi pohon natal memiliki banyak versi, mulai dari gereja di perdesaan Inggris pada abad ke-15 hingga pemaknaan kebaikan Tuhan oleh Martin Luther.

Oleh
YOESEP BUDIANTO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MmNSpzKZvBohWuxdSCuoFkX3GOE=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F4afb504b-af12-4d1f-8cf8-db32de09d837_jpg.jpg
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Warga Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat membuat aneka pohon natal berbahan limbah. Pohon-pohon natal ini ditempatkan di halaman rumah, kantor, tepi jalan, dan tempat-tempat umum seperti tampak pada Selasa (16/12/2019)

Tradisi hiasan pohon natal telah berkembang sejak abad pertengahan sekitar tahun 1400. Catatan asal-usul tradisi pohon natal memiliki banyak versi, mulai dari gereja di perdesaan Inggris pada abad ke-15 hingga pemaknaan kebaikan Tuhan oleh Martin Luther. Dilansir dari laman TIME, istilah pohon natal berawal dari semangat menghijaukan lingkungan saat perayaan Natal.

Popularitas pohon natal memang tak pernah surut. Menurut National Christmas Tree Association di Amerika Serikat (AS), ada 11 jenis pohon yang biasanya digunakan sebagai pohon natal, yaitu white pine, white spruce, fraser fir, colorado blue spruce, concolor fir, douglas-fir, bal sam fir, scotch pine, noble fir, leyland cypress, dan virginia pine. Semuanya termasuk jenis pinus dan cemara.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000