PT Kereta Api Indonesia mengantisipasi lebih dari 300 titik rawan bencana, seperti banjir dan longsor di sepanjang jalur KA selama masa libur Natal dan Tahun Baru.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia mengantisipasi lebih dari 300 titik rawan bencana, seperti banjir dan longsor di sepanjang jalur KA selama masa libur Natal dan Tahun Baru. Penambahan personel dan penyiapan alat material untuk siaga dilakukan demi menjamin keselamatan dan keamanan perjalanan.
”Titik rawan bencana di jalur kereta api seluruh Indonesia lebih dari 300 titik. Rata-rata rawan banjir dan tanah labil,” kata Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI (Persero) John Roberto setelah apel persiapan angkutan Natal dan Tahun Baru di Stasiun Cirebon, Kota Cirebon, Jawa Barat, Kamis (19/12/2019). Angkutan Natal dan Tahun Baru berlangsung selama 18 hari dari 19 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020.
Titik rawan tersebut tersebar di wilayah PT KAI Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta, Daop 2 Bandung, Daop 3 Cirebon, Daop 4 Semarang, dan Daop 9 Jember. Pada masa Natal dan Tahun Baru kali ini, penumpang KA diperkirakan mencapai 5,91 juta orang atau meningkat 4 persen dibandingkan periode sebelumnya 5,68 juta orang. Jumlah kereta juga ditambah dari 394 unit menjadi 404 unit.
Untuk itu, lanjut John, sejumlah langkah antisipasi pun disiapkan. Apalagi, saat ini sudah memasuki musim hujan. ”Jumlah personel untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru lebih dari 11.000 orang. Kami bekerja sama dengan TNI/Polri. Alat material untuk siaga (AMUS) juga disiapkan untuk mobilisasi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di jalur rawan,” katanya.
Di Daop 3 Cirebon, tercatat delapan titik rawan bencana banjir dan tanah ambles. Empat titik tersebar di antara Stasiun Jatibarang dan Stasiun Haurgeulis, tiga titik antara Stasiun Sindanglaut dan Stasiun Songgom, serta satu titik antara Stasiun Tanjung Rasa dan Stasiun Cikampek.
Selain menyiapkan AMUS di 20 titik, dua lokomotif cadangan juga disiagakan di Stasiun Haurgeulis dan Stasiun Cirebon. Langkah antisipasi tersebut diperlukan karena lalu lintas jalur Daop 3 Cirebon sangat padat.
”Ada lebih dari 190 perjalanan KA di sini. Artinya, setiap 7 menit ada KA melintas di Cirebon,” kata Vice President PT KAI Daop 3 Cirebon Tamsil Nurhamedi.
Pihaknya juga telah menutup 24 pelintasan sebidang yang tidak dijaga dan ilegal. Di Daop 3 Cirebon tercatat 174 pelintasan sebidang yang dijaga ataupun tidak dijaga. Pihaknya baru menjaga 55 pelintasan sebidang. PT KAI menyiagakan 174 personel untuk menjaga pelintasan itu.