"Kami bisa saja mengganti kain-kain ini dengan yang baru. Tetapi selama masih bisa digunakan, kenapa harus menambah sampah. Kami ingin perayaan Natal tidak menambah sampah,”
Katedral Santo Petrus, Bandung, Jawa Barat, menggunakan kain laken sebagai bahan hiasan yang sama selama kurang lebih empat tahun. Dengan bahan yang awet dan tahan lama, Katedral menyambut Natal tanpa harus mengganti hiasan setiap tahunnya.
Rangka pohon Natal di halaman Katedral Santo Petrus Bandung, Senin (16/12/2019) masih polos tanpa hiasan. Sore itu, lima pekerja tampak menyiapkan hiasan yang akan dipasang dalam beberapa hari ke depan. Andri Heriadi (47), desainer pohon Natal untuk Katedral mengawasi pekerja sambil sesekali menatap ujung rangka pohon Natal yang terbuat dari batang besi setinggi 13 meter itu.
Di sekeliling Andri dan para pekerja, tampak sekitar lima karung berisi jalinan kain laken atau spunbond. Kain-kain tersebut dikepang sebanyak kurang lebih 100 jalinan sepanjang 13 meter. Andri menjelaskan, nantinya kain-kain tersebut dililit sepanjang kerangka pohon hingga berbentuk kerucut, sehingga mirip dedaunan pohon cemara.
“Kami mulai menghias akhir pekan ini. Kemarin sudah mencoba terus dicopot lagi karena hujan,” ujarnya.
Andri menjelaskan, pihaknya menggunakan laken karena memiliki daya tahan tinggi. Buktinya, kain-kain yang dipersiapkan ini sudah berumur lima tahun, dan masih bisa digunakan karena warnanya tidak pudar dan sobek. Padahal, selama digunakan, kain ini terkena panas hujan selama berhari-hari. bahkan, tidak jarang hiasan-hiasan ini tertiup angin kencang.
Kain laken merupakan bahan tekstil yang biasanya digunakan untuk membuat tas suvenir ramah lingkungan. Bahan ini pun bisa didaur ulang sehingga tidak menambah sampah. Bahkan, lanjut Andri, kain-kain laken ini dapat bertahan hingga beberapa tahun ke depan.
“Beberapa yang sobek memang terpaksa diganti, tetapi itu hanya sebagian kecil, tidak sampai 10 persen. Sebenarnya kami bisa saja mengganti kain-kain ini dengan yang baru. Tetapi selama masih bisa digunakan, kenapa harus menambah sampah. Kami ingin perayaan Natal tidak menambah sampah,” tuturnya.
Selain menggunakan bahan yang ramah lingkungan, kebersihan lingkungan menjadi bagian dari pesan natal tahun ini. Pastor Paroki Katedral Santo Petrus Bandung Leo van Beuren menuturkan, dengan tema “Damai Natal Dimulai dari Keluarga”, kerukunan dan ketentraman yang ada di lingkungan bermasyarakat dimulai dari keluarga.
Pembuatan pohon Natal dengan memanfaatkan kertas bekas di Gereja Santa Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2019). Pembuatan pohon Natal yang telah dimulai sejak bulan September lalu itu tidak hanya dilakukan oleh panitia, melainkan juga melibatkan umat dan orang tua murid yang anak bersekolah di dekat gereja. Persiapan menyambut perayaan Natal mulai terasa di gereja-gereja. Kompas/Priyombodo (PRI)17-12-2019Romo Leo menjelaskan, cahaya kedamaian keluarga sebagai unit terkecil sangat dibutuhkan. Tidak hanya dari komunikasi yang baik, tetapi saling mengingatkan untuk kebaikan, seperti menjaga kebersihan, perlu dimulai dari keluarga. “Antara ayah dan anak harus bisa bertegur sapa. Jangan sampai hanya menunduk karena fokus ke gawai saja,” tuturnya.