Densus 88 Antiteror Polri menggeledah sebuah PAUD di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (20/12/2019). Dari penggeledahan yang berlangsung sekitar empat jam itu, petugas menyita sejumlah barang.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggeledah sebuah tempat pendidikan anak usia dini di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (20/12/2019). Dari penggeledahan yang berlangsung sekitar empat jam itu petugas menyita sejumlah barang.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) itu berlokasi di Padukuhan Kragilan, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Sleman. Penggeledahan berlangsung sejak pukul 14.00. Aparat kepolisian mulai meninggalkan lokasi penggeledahan itu sekitar pukul 18.00.
Kegiatannya dari Densus 88. Datanya juga ada di Densus 88. Kami hanya melakukan back up.
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Ajun Komisaris Besar Nugrah Trihadi sempat terlihat mendatangi lokasi penggerebekan. ”Kegiatannya dari Densus 88. Datanya juga ada di Densus 88. Kami hanya melakukan back up,” ujarnya saat diwawancarai.
Ditemui seusai penggeledahan, Ketua RW 013, Padukuhan Rogoyudan, Desa Sinduadi, Nurhidayat (39), mengatakan, PAUD yang digeledah itu berlokasi berbatasan dengan daerahnya. Ia diminta polisi menjadi saksi dalam penggeledahan tersebut.
Nurhidayat menyampaikan, PAUD yang digeledah itu dikelola oleh warga berinisial PO bersama istrinya. PAUD yang berdiri sejak 8-9 tahun lalu itu sekaligus menjadi rumah tinggal suami-istri tersebut.
”Tetapi, sewaktu penggeledahan, dia (PO) sudah tidak ada di rumahnya. Hanya ada istri dan dua anaknya saat itu. Informasi dari polisi, dia sudah diamankan di Polda DIY. Kalau pemeriksaan ini tentang apa dan warga saya itu ditangkap karena apa, saya tidak diberi tahu,” kata Nurhidayat.
Nurhidayat menceritakan, saat penggeledahan, ada sekitar 30 petugas yang terlibat. Mereka berpakaian hitam-hitam dan mengenakan sebo. Mereka juga tidak banyak berkomunikasi dengan Nurhidayat. Ia sebatas diminta menjadi saksi dalam penggeledahan tersebut.
Nurhidayat mengatakan, ada beberapa barang yang disita aparat kepolisian dalam penggeledahan itu, antara lain ponsel, charger, dan headset handy talkie (HT). Selain itu, ada beberapa buku tentang agama yang disita.
Terdapat pula sejumlah cairan yang turut diperiksa oleh tim penjinak bom. ”Ada 5-10 botol. Ada juga yang dimasukkan ke jeriken. Barang-barang ini ditemukan secara acak di berbagai ruangan. Ada yang di kamar pribadi sampai kamar belajar,” kata Nurhidayat.
Nurhidayat mengungkapkan, PO merupakan warga yang bersikap eksklusif. PO tidak banyak berinteraksi dengan warga sekitarnya. Ia juga tak pernah mendatangi tetangganya jika diundang untuk tahlilan. ”Dia juga tidak mau bergabung atau kumpul warga gotong royong,” kata Nurhidayat.