Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Antisipasi Kerusakan Jalan Lintas Sumbar-Riau
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Padang menyiagakan jembatan bailey jika jalan lintas Sumatera Barat-Riau di Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Limapuluh Kota, Sumatera Barat, benar-benar terputus.
Oleh
yola sastra
·3 menit baca
LIMAPULUH KOTA, KOMPAS — Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Padang menyiagakan jembatan bailey jika jalan lintas Sumatera Barat-Riau di Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Limapuluh Kota, Sumatera Barat, benar-benar terputus. Balai juga berencana mengkaji pemicu retakan di badan jalan nasional itu.
Kepala Balai Jalan Nasional III Padang Aidil Fiqri, Sabtu (21/12/2019) malam, mengatakan, balai sudah menimbun retakan jalan dengan kerikil agar jalan tetap bisa digunakan. Selain itu, balai juga sudah menyiagakan jembatan bailey sebagai antisipasi darurat.
”Jembatan bailey sudah kami siagakan di atas truk. Siap berangkat dari Padang kalau terjadi apa-apa. Timnya juga sudah kami siapkan,” kata Aidil.
Adapun untuk solusi jangka panjang, balai perlu mengkaji lebih lanjut terkait penyebab kerusakan jalan dan desain konstruksi yang tepat. Selain dari balai, tim pengkaji juga didatangkan dari Jakarta.
”Setelah dikaji, baru kami buatkan desainnya untuk diperbaiki,” ujar Aidil.
Pantauan Kompas di Jorong Simpang Tigo, Nagari Koto Alam, retakan jalan lintas Sumbar-Riau itu bersumber dari lokasi tanah ambles di pinggir jalan. Amblesan tanah yang merusak 4 rumah dan 1 fondasi rumah di pinggir jurang itu mulai terjadi Selasa (10/12/2019) pagi.
Edwar (61), warga Jorong Simpang Tigo, mengatakan, amblesan mulai menjalar ke badan jalan sejak Jumat (20/12/2019) pagi. Namun, retakan yang awalnya hanya selebar 0,5 sentimeter itu kian parah. Retakan itu dipicu hujan deras yang berlangsung dalam empat hari terakhir.
”Retakan paling besar terjadi tadi pagi. Tanah lunak akibat hujan dan beban berat kendaraan membuat kondisinya semakin parah,” kata Edwar.
Setidaknya terdapat empat retakan yang tersebar di jalan sepanjang 50 meter. Salah satu retakan memiliki panjang 30 meter dengan lebar hingga 0,5 meter dan kedalaman hingga 1,5 meter. Retakan ini terhubung dengan amblesan tanah yang merusak rumah.
Kondisi tersebut membuat lalu lintas berlangsung satu arah dengan sistem buka tutup. Saat ramai, jalur yang dilewati truk muatan berat, bus penumpang, mobil pribadi, dan sepeda motor itu tersendat.
Sementara itu, 4 rumah dan 1 fondasi di Jorong Simpang Tigo yang ambles pada kejadian sebelumnya semakin parah. Amblesan mencapai sekitar 6 meter dibandingkan dengan tiga hari lalu yang hanya sekitar 3 meter. Pohon-pohon di jurang belakang rumah mulai rebah ke arah jalan.
Wali Nagari Koto Alam Abdul Malik mengatakan, retakan jalan itu harus segera diantisipasi. Jika dibiarkan, seluruh badan jalan bisa ambles dan lalu lintas terputus total. Sabtu siang, antisipasi baru berupa penimbunan retakan jalan dengan batu kerikil.
”Jalan nasional ini merupakan akses satu-satunya warga Koto Alam. Jika terputus, warga bisa terisolir. Begitu pula akses lalu lintas Sumbar-Riau bisa terputus total,” kata Abdul.