JAKARTA, KOMPAS— Sukacita akhir tahun saat libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 serta libur sekolah diprediksi meningkatkan dorongan konsumsi masyarakat lebih dari tahun sebelumnya. Momen tersebut, bersamaan dengan stabilnya kondisi politik, akan membangkitkan penjualan ritel yang menopang pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Natal dan Tahun Baru selalu diramaikan dengan pesta diskon, baik oleh pemilik usaha maupun pengelola pusat perbelanjaan. Grand Indonesia Shopping Town di Jakarta, misalnya, menyelenggarakan diskon tengah malam (midnight sale) pada 13 dan 14 Desember 2019.
Public Relation Grand Indonesia Shopping Town Nissa kepada Kompas mengatakan, acara itu diikuti lebih dari 200 gerai yang menjual berbagai produk ritel dengan diskon hingga 70 persen. Kegiatan itu tercatat meningkatkan kunjungan masyarakat ke mal tersebut lebih dari 10 persen.
Bahkan, menurut Nissa, peningkatan kunjungan selama Desember ini membuat tingkat kunjungan mal menembus angka 26 juta pergerakan. ”Padahal, pada 2018, kunjungan sampai tutup tahun hanya sekitar 25 juta pergerakan,” ujar Nissa, Kamis (19/12/2019).
Hal serupa dilakukan pusat perbelanjaan Senayan City, Jakarta. Pada 14 dan 15 Desember, program midnight sale diselenggarakan dengan beragam instant rewards, mystery deal, serta hadiah menarik lainnya yang dapat dimenangi oleh pengunjung selama periode berlangsung.
”Momen libur akhir tahun dan Tahun Baru merupakan momen yang sangat dinantikan di pengujung tahun. Senayan City kembali melengkapi momen berbagi kebahagiaan Natal bersama keluarga dan orang-orang terdekat,” kata Halina, Leasing and Marketing Communication Director Senayan City.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan optimistis libur pada akhir tahun ini akan menaikkan pertumbuhan transaksi di pusat perbelanjaan sampai 20 persen. Prediksi pertumbuhan transaksi itu lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya berkisar 5 persen hingga 10 persen. ”Dalam situasi liburan seperti ini, semangat belanja pasti otomatis naik. Apalagi, ketakutan pada tahun lalu sudah enggak ada, seperti gonjang-ganjing pilpres (pemilihan presiden),” ujarnya.
Ketua Umum Dewan Perwakilan Pusat Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey, yang dihubungi terpisah, juga berpendapat, membaiknya situasi politik telah mendorong pertumbuhan positif pada penjualan ritel.
Mengutip data Bank Indonesia (BI), penjualan ritel secara tahunan pada Oktober tumbuh 3,6 persen, terbaik sejak Mei 2019. Pada November, pertumbuhan juga terjadi meski melambat di angka 3,4 persen
”Target penjualan ritel tahunan kami memang belum terpenuhi, tetapi pada Desember ini kami optimistis pertumbuhan penjualan ritel pada triwulan akhir 2019 meningkat sebesar 8 persen sampai 9 persen secara tahunan,” ujar Roy.
BI memproyeksikan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang menyokong pertumbuhan ekonomi nasional tetap akan tumbuh, yakni 5,02 persen pada triwulan IV-2019. Konsumsi rumah tangga merupakan penopang terbesar pertumbuhan ekonomi, kontribusinya sebesar 56,5 persen pada produk domestik bruto. (ERK)