Pariwisata alam Pagaralam yang berada dalam ekosistem Gunung Dempo, Sumatera Selatan terpukul akibat kejadian serangan harimau. Padahal, pariwisata menjadi salah satu penggerak ekonomi setempat.
Oleh
Rhama Purna Jati
·2 menit baca
PAGAR ALAM, KOMPAS— Insiden serangan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) memukul pariwisata di kawasan Dempo, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. Padahal, pariwisata menjadi salah satu penggerak ekonomi setempat.
Sejak insiden serangan harimau di perkemahan Taman Wisata Gunung Dempo, pertengahan November, pemerintah setempat mengeluarkan larangan berkemah sampai pukul 17.00. Sejumlah calon wisatawan yang semula berencana berkunjung saat pergantian tahun membatalkan kunjungan ke Gunung Dempo.
Muhammad Ramadian, pengusaha penginapan, mengatakan, 130 calon wisatawan membatalkan pemesanan tempat setidaknya dalam sebulan terakhir. Mereka rata-rata karyawan perusahaan yang hendak merayakan malam pergantian tahun bersama. Potensi kunjungan wisatawan di 22 vila miliknya pada pergantian tahun diperkirakan turun hingga 80 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
”Biasanya, sejak akhir November, pemesanan penginapan sudah penuh,” kata Ramadian yang berpotensi kehilangan Rp 180 juta saat musim liburan seperti ini, Sabtu (21/12/2019).
Wali Kota Pagar Alam Alpian Maskoni mengatakan, potensi keuntungan dari pariwisata di Pagar Alam anjlok hingga 50 persen. ”Padahal, momen Tahun Baru paling banyak menarik wisatawan,” lanjutnya.
Untuk menanggulangi isu harimau yang terus berkembang, pihaknya akan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang konflik ini. Meski serangan harimau terjadi di sekitar Tugu Rimau yang menjadi titik awal pendakian Gunung Dempo, ia memastikan wilayah lain aman dikunjungi.
Berdasarkan informasi yang dia peroleh dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumsel, kawasan Bukit Dingin yang berbatasan dengan area Tugu Rimau aman dan tidak terdeteksi lagi keberadaan harimau.
Kawasan Gunung Dempo memiliki pemandangan menawan, berselimutkan hamparan hijau kebun teh. Jelang Tahun Baru, wisatawan biasanya memasang tenda atau menginap di vila untuk menikmati keindahan alam di gunung yang berjarak sekitar 282 kilometer dari Palembang ini.