Anak-anak Persembahkan Bingkisan Natal untuk Panti Asuhan
Gereja Maria Ratu Damai, Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki cara unik dalam mengajak anak-anak merayakan Natal. Anak-anak diajak peduli terhadap sesamanya dengan cara menyumbangkan alat tulis untuk anak-anak panti asuhan.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Gereja Maria Ratu Damai, Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki cara unik dalam mengajak anak-anak merayakan Natal. Anak-anak diajak peduli terhadap sesamanya dengan cara menyumbangkan alat tulis untuk anak-anak panti asuhan.
Alat tulis tersebut dibungkus menggunakan kertas koran dan dipersembahkan kepada Bayi Yesus di kandang natal. Setelah terkumpul, nantinya bingkisan tersebut akan disumbangkan untuk anak-anak di panti asuhan.
Kami ingin mengajak seluruh umat, termasuk anak-anak, untuk benar-benar menjadi sahabat bagi orang lain.
”Tema Natal tahun ini ialah ’Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang’. Kami ingin mengajak seluruh umat, termasuk anak-anak, untuk benar-benar menjadi sahabat bagi orang lain,” tutur Pastor Kepala Paroki Maria Ratu Damai, Banyuwangi, Rm Bernardus Winuryanto, Rabu (25/12/2019).
Menyumbangkan bingkisan berisi alat tulis merupakan upaya nyata yang ingin didorong oleh Gereja Maria Ratu Damai. Anak-anak diajak untuk menjadi pribadi yang peduli bagi sahabat-sahabatnya yang kurang beruntung di panti asuhan dan tidak bisa merayakan Natal bersama orangtuanya.
Di tengah misa, anak-anak berbaris untuk meminta berkat dari Rm Winuryanto. Mereka berbaris sambil memegang bingkisan yang telah mereka siapkan masing-masing dari rumah.
Setelah mendapat berkat Natal, mereka menyerahkan bingkisan tersebut kepada Rm Winuryanto untuk kemudian dipersembahkan kepada Bayi Yesus yang ada di kandang natal.
”Terima kasih anak-anak karena kalian sudah menjadi sahabat yang baik. Sahabat yang baik juga merupakan hadiah natal yang indah bagi teman-teman kalian di panti asuhan. Bingkisan natal ini akan Romo antar kepada teman-teman di panti asuhan. Romo juga akan minta mereka untuk mendoakan kalian,” ujar Rm Winuryanto kepada anak-anak.
Salah seorang anak yang ikut menyumbangkan bingkisan natal ialah Anastasia (10). Ia senang bisa turut serta secara nyata membantu membahagiakan teman-temannya. ”Aku senang bisa berbagi kebahagiaan dengan teman-teman. Semoga teman-teman yang tidak bisa merayakan Natal dengan orangtuanya tidak sedih karena mendapat hadiah dariku,” ujarnya.
Anastasia memberikan bingkisan berupa buku tulis dan pensil warna. Bingkisan natal tersebut ia tentukan dan beli sendiri dari uang tabungannya. Orangtua Anastasia hanya membantunya membungkus bingkisan tersebut.
Di Banyuwangi, gerakan peduli terhadap sesama yang dilakukan anak-anak tidak hanya ada di lingkup gereja. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bahkan sudah menggalakkan program Siswa Asuh Sebaya.
Melalui program ini, para pelajar diajak untuk mengumpulkan uang guna memenuhi kebutuhan sekolah rekan-rekannya. Program yang digulirkan sejak 2011 ini mampu mendorong empati dan solidaritas di kalangan pelajar. Hingga pertengahan tahun 2019, program ini telah mengumpulkan dana Rp 17,17 miliar untuk membantu pelajar kurang mampu.
”Kalau hanya butuh seragam harus menunggu rancangan APBD, pasti prosesnya lama. Karena itu, anak-anak digerakkan untuk membantu teman-temannya melalui Siswa Asuh Sebaya,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam suatu kesempatan.