Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Kelas III Karangkates, Malang, Jawa Timur, berhasil mengamati proses berlangsungnya gerhana matahari cincin menggunakan teleskop meski cuaca mendung.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Meski mendung menghiasi langit sepanjang Kamis (26/1/2019) siang dan hujan turun di sebagian wilayah, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika pada Stasiun Geofisika Kelas III Karangkates, Malang, Jawa Timur, berhasil mengamati proses berlangsungnya gerhana matahari cincin menggunakan teleskop.
Pengamatan dilakukan di Kantor BMKG Stasiun Geofisika Karangkates di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Pengamatan dilakukan mulai pukul 11.00 sampai proses gerhana selesai.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Karangkates Musripan, saat berada di Bondowoso dan dihubungi dari Malang, mengatakan, sejak pukul 11.00 proses terjadinya gerhana sudah mulai kelihatan. Puncak gerhana di Malang terjadi sekitar pukul 13.00.
”Dari Malang, persentase gerhana terlihat 70-80 persen karena posisi kita berada. Yang 100 persen di daerah Riau, Sumatera. Semakin ke bawah (ke selatan) makin berkurang persentasenya,” ujarnya yang menyebutkan teleskop masih mampu menembus mendung dan awan yang tidak terlalu tebal.
Gerhana matahari cincin tahun 2019 melintasi 25 pusat kota/kabupaten di tujuh provinsi di Sumatera dan Kalimantan.
Durasi paling lama gerhana matahari cincin kali ini berada di Selat Panjang, Riau, 3 menit 40 detik. Sementara durasi gerhana terlama ada di Bengkalis, Riau, selama 3 jam 51 menit 24,7 detik.
Di Indonesia, waktu mulai gerhana paling awal berada di Sinabang, Aceh, yakni pukul 10.03.11,9, dan paling akhir di Merauke, Papua, pukul 14.37.10,4 WIT. Adapun kota yang mengalami puncak gerhana paling awal adalah Sabang pukul 11.49.32,9 dan waktu puncak gerhana paling akhir Jayapura, pukul 15.51.19,7 WIT.
Sementara itu, sebagian warga Muslim di Malang menyambut gerhana matahari kali ini dengan menggelar shalat gerhana matahari (kusuf). Masjid yang menyelenggarakan shalat kusuf, antara lain di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang Musta’in mengatakan, ada imbauan dari Kementerian Agama untuk melaksanakan shalat gerhana. Pihaknya kemudian meneruskan imbauan tersebut di daerah. Kementerian Agama Kabupaten Malang juga melaksanakan imbauan tersebut.
”Itu, kan, perintah Nabi ketika terjadi gerhana kita dianjurkan untuk shalat gerhana. Selain itu, untuk merenungkan kepada umat bahwa gerhana peristiwa luar biasa dan merupakan keagungan Allah sehingga perlu kita renungkan. Kita jadikan mawas diri,” ujarnya.