Perjalanan KA di Cirebon Terlambat Lebih 2 Jam, Waspadai Gangguan Sinyal
Perjalanan kereta api jarak jauh di Daerah Operasi III Cirebon terlambat hingga lebih dari 2 jam, imbas perangkat persinyalan yang terkena petir di Karawang, Jawa Barat.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Perjalanan kereta api jarak jauh di Daerah Operasi III Cirebon terlambat hingga lebih dari 2 jam, imbas perangkat persinyalan yang terkena petir di Karawang, Jawa Barat. Meski perjalanan kereta api kini berangsur normal, PT Kereta Api Indonesia (Persero) harus mewaspadai kejadian serupa. Petir masih mengancam ketika musim hujan seperti saat ini.
Manajer Humas PT KAI Daop III Cirebon Luqman Arif mengatakan, perjalanan KA jarak jauh di lintas Karawang-Klari yang terlambat lebih dari 2 jam kini berangsur normal. ”Sore ini, jadwal sudah kembali seperti semula. Kami minta maaf sebesar-besarnya kepada pengguna jasa kereta api,” ujarnya, Sabtu (28/12/2019), di Cirebon, Jawa Barat.
Sebelumnya, perangkat persinyalan di Stasiun Karawang, termasuk wilayah Daop I Jakarta, tersambar petir, Jumat (27/12/2019) pukul 15.52. Perangkat itu berfungsi mengatur perjalanan KA dari sejumlah daerah. Akibat kejadian itu, pengaturan lintas KA di Karawang-Klari dilakukan manual. Keterlambatan perjalanan kereta pun tak terhindarkan.
Tercatat delapan KA mengalami keterlambatan keberangkatan dan kedatangan di Stasiun Cirebon dan Stasiun Cirebon Prujakan. KA itu adalah Kutojaya Utara (Jakarta Kota-Kutoarjo), KA Fajar Utama Solo (Pasar Senen-Solo), KA Bengawan (Pasar Senen-Purwosari), dan KA Gajahwong (Pasar Senen-Lempuyangan).
Selain itu, ada juga KA Argo Muria (Gambir-Semarang Tawang), KA Fajar Utama (Pasar Senen-Yogyakarta), KA Tegal Ekspress (Pasar Senen-Tegal), dan KA Argo Cheribon (Gambir-Cirebon).
Kondisi ini sedikit banyak mengganggu perjalanan kereta api angkutan Natal dan Tahun Baru 2020. Dalam momen ini, wilayah Daop III Cirebon dilintasi lebih dari 190 perjalanan KA. Artinya, setiap 7 menit, ada KA yang melintas di Cirebon. Ketika terjadi gangguan perjalanan di wilayah lain, Cirebon yang terhubung dengan lintas utara dan selatan terkena dampaknya.
Selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru dari 19 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020, PT KAI Daop III Cirebon memperkirakan jumlah penumpang mencapai 137.728 orang. Jumlah ini meningkat sekitar 5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni 131.364 orang.
Untuk itu, PT KAI Daop III Cirebon memperkenankan pengguna jasa yang terdampak gangguan di atas 60 menit untuk dapat membatalkan perjalanan dan mendapatkan pengembalian bea 100 persen sesuai harga tiket. ”Kami juga sudah mengantisipasi kejadian berulang dengan memasang penangkal petir di setiap stasiun, berikut suku cadangnya,” katanya.
Kami juga sudah mengantisipasi kejadian berulang dengan memasang penangkal petir di setiap stasiun, berikut suku cadangnya.
Darmos (40), penumpang KA Argo Cheribon, mengeluhkan keterlambatan kereta. ”Seharusnya saya tiba di Stasiun Gambir pukul 10.43. Tetapi, pukul 12.00 masih di Stasiun Karawang. Padahal, saya mengejar pesawat pukul 15.30,” ucapnya.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyn, mengatakan, ancaman petir masih ada karena saat ini musim hujan. Pada Januari hingga November, pihaknya mencatat 17 kejadian hujan lebat dan 2 kali hujan sangat lebat di wilayah Cirebon dan sekitarnya.