Antisipasi Macet Arus Balik, Kendaraan Masuk Tol Layang Dibatasi
Pemerintah dan Jasa Marga menyiapkan skenario mengantisipasi arus balik libur tahun baru. Pembatasan kendaraan dapat dilakukan jika kondisi tol layang sepanjang 38 kilometer itu sudah sangat padat.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta pengelola jalan tol untuk membatasi jumlah kendaraan yang melintas di Tol Layang Jakarta-Cikampek. Instruksi itu sebagai bentuk persiapan menghadapi arus balik libur Natal dan Tahun Baru 1-5 Januari 2019.
Imbauan itu disampaikan Budi saat meninjau kesiapan penanganan lalu lintas arus balik Angkutan Natal dan Tahun Baru di Tol Cikopo – Palimanan (Cipali) dan Tol Layang Jakarta – Cikampek (Japek), Senin (30/12/2019). Kedua titik tersebut menjadi perhatian pemerintah dan operator tol karena berpotensi dipadati pengendara saat arus balik.
Arus balik natal dan tahun baru diperkirakan tersebar sejak 1 Januari 2020 hingga 5 Januari 2020. Seluruh pemangku kepentingan yang bertugas seperti Kepolisian, Jasa Marga dan lainnya diharapkan dapat mempersiapkan tim lengkap. "Sehingga jika ada peningkatan volume kendaraan dapat segera ditangani dengan cara bertindak yang tepat," kata Budi, Senin (30/12/2019.
Khusus pada saat arus balik nanti, Budi meminta PT Jasa Marga (Persero) Tbk membatasi jumlah kendaraan yang naik ke tol layang. Pembatasan akan dilakukan apabila jumlah kendaraan yang ada di atas tol layang dinilai sudah terlampau banyak, sehingga menimbulkan kemacetan.
Saat arus mudik natal dan tahun baru, Budi menyebut pembatasan belum dilakukan. Sehingga terjadi kelebihan jumlah kendaraan di tol layang yang mengakibatkan kemacetan.
“Tidak boleh seperti kemarin tidak ada pembatasan, sehingga terlalu banyak yang naik. Saya pikir pembatasan kecepatan, pembatasan masuknya kendaraan, dan penyiapan area emergency itu menjadi relevan untuk dilakukan pada arus balik,” ujarnya.
Selain Tol layang Japek, aspek lain yang dibahas yaitu Tol Cipali. Ruas tol itu sejak awal telah dipetakan sebagai titik krusial karena rawan kecelakaan. Budi mengatakan, perlu dilakukan analisis lebih detail terkait area istirahat di sekitar Cipali. Salah satunya contohnya bisa dengan membangun pembatas di tengah jalur Tol Cipali untuk menghindari kecelakaan dua arah.
Ia menambahkan, hasil analisis tersebut bisa digunakan juga sebagai persiapan menghadapi Angkutan Lebaran Tahun 2020.
"Ini harus disiapkan, lebaran masih tiga bulan lagi tapi kita harus lakukan persiapan dari sekarang, masukan-masukan didiskusi tadi tolong diinventarisir dan minggu depan saya tugaskan Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat mengkoordinasikan persiapan rencana lebaran ini," ucapnya.
Dihubungi secara terpisah, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, pemerintah dan Jasa Marga tengah menyiapkan skenario dalam mengantisipasi arus balik libur natal dan tahun baru. Pembatasan kendaraan sangat mungkin dilakukan jika kondisi tol layang sepanjang 38 kilometer itu sudah dipadati kendaraan. Langkah itu juga telah dilakukan Kepolisian dengan memberlakukan sistem buka tutup di tol layang saat arus balik.
“Masyarakat yang ingin menggunakan tol layang juga saya minta untuk mempersiapkan diri. Bahan bakar dicek supaya cukup. Karena di tol layang tidak ada area istirahat untuk mengisi bahan bakar,” katanya.