Rekayasa Lalu Lintas di Tujuh Akses Menuju Surabaya Saat Malam Pergantian Tahun
Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur, akan melakukan rekayasa lalu lintas berupa penyekatan di malam pergantian tahun. Ini dilakukan di tujuh titik akses menuju Surabaya guna mencegah kepadatan lalu lintas.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur, bakal merekayasa arus lalu lintas saat malam pergantian tahun. Rekayasa ini dilakukan di tujuh titik akses menuju Surabaya untuk mencegah kepadatan lalu lintas.
Tujuh titik itu berada di jalan yang menjadi akses lalu lintas dari Sidoarjo dan Gresik menuju Surabaya. Ketujuh lokasi itu adalah Bundaran Waru, Karang Pilang, Pakuwon, Jalan Layang Banyu Urip, Jalan Pahlawan, Kenjeran, dan Simpang Masjid Al-Falah.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Sandi Nugroho, Senin (30/12/2019), di Surabaya, mengatakan, rekayasa lalu lintas dimulai sejak pukul 17.00 hingga 03.00. ”Jika kondisi lalu lintas sudah padat, seluruh kendaraan diminta memutar balik kembali ke daerah asal,” katanya.
Hal itu akan dilakukan secara persuasif agar situasi lalu lintas tetap lancar. Sebab, biasanya warga melakukan konvoi dengan jumlah peserta yang cukup banyak dalam satu rombongan. Jika upaya persuasif tidak dipatuhi, petugas akan melakukan penilangan terhadap pengendara yang melanggar aturan, seperti tidak menggunakan helm dan memasang knalpot di luar aturan.
”Khusus di Jalan Layang Banyu Urip, kami menyiagakan personel agar tidak ada pengendara yang berhenti di jalan untuk merayakan pesta kembang api,” kata Sandi.
Selama pengaturan lalu lintas pada malam Tahun Baru, lanjutnya, ada sekitar 2.800 personel gabungan dari unsur polisi, TNI, Satpol PP, dan Linmas Kota Surabaya yang berjaga. Mereka ditugaskan menjaga kawasan-kawasan yang ramai didatangi warga saat perayaan malam Tahun Baru, seperti di Taman Bungkul serta Jembatan Suroboyo. Pihaknya juga membangun satu pos pelayanan dan 24 pos pengamanan di sejumlah kawasan yang ramai dikunjungi warga saat malam pergantian tahun.
Pengaturan lalu lintas di Surabaya diperlukan karena pada malam pergantian tahun biasanya warga dari Sidoarjo, Gresik, Mojokerjo, dan Madura menikmati malam pergantian tahun di Surabaya. Padahal, Pemkot Surabaya seperti tahun lalu tidak mengadakan panggung hiburan atau pemusatan perayaan malam pergantian tahun.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau warga untuk tidak merayakan malam pergantian tahun secara berlebihan. ”Lebih baik mengadakan acara yang bermanfaat, seperti doa bersama di dalam ruangan atau cukup di sekitar tempat tinggal,” katanya.
Semua aparatur sipil negara di instansi Pemkot Surabaya, terutama camat dan lurah, diminta memantau wilayahnya masing-masing. Mereka diminta bekerja sama dengan aparat kepolisian dan TNI setempat menjaga Surabaya.
Jika meninggalkan rumah, warga diminta untuk mengecek kembali kompor dan instalasi listrik untuk mencegah kebakaran. ”Jika ada kejadian darurat, petugas kami tetap bersiaga selama 24 jam. Warga cukup menelepon 112 dan kurang dari tujuh menit, petugas akan sampai di lokasi untuk memberikan pertolongan,” tutur Risma.