Kesadaran di Jalan Minim, Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Aceh Melonjak Tinggi
Kesadaran berkendaraan masih rendah, kasus kecelakaan lalu lintas di Aceh pada 2019 didominasi kelalaian pengemudi. Jumlah kasusnya bahkan meningkat drastis ketimbang tahun lalu.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Kesadaran berkendaraan masih rendah, kasus kecelakaan lalu lintas di Aceh pada 2019 didominasi kelalaian pengemudi. Jumlah kasusnya bahkan meningkat drastis ketimbang tahun lalu. Rentang usia korban kecelakaan terbilang muda, 16-30 tahun.
Berdasarkan data Polda Aceh, ada 4.051 kasus kecelakaan lalu lintas selama 2019. Melibatkan 6.733 orang, sebanyak 731 orang tewas. Jumlah kasus meningkat signifikan dari tahun lalu yang berjumlah 1.750 kejadian. Berdasarkan data gabungan Dinas Perhubungan Aceh dan Polda Aceh, jumlah korban tewas karena kecelakaan lalu lintas periode 2013-2019 sebanyak 5.597 orang.
”Jumlah korban meninggal karena kecelakaan masih tinggi. Ini harus menjadi perhatian bersama para pihak untuk mengurangi kasus kecelakaan,” kata Kepala Polda Aceh Inspektur Jenderal Rio Septian Djambak dalam konferensi pers akhir tahun di Banda Aceh, Aceh, Selasa (31/12/2019).
Tahun ini, Rio menuturkan, mayoritas korban berusia muda, 16-30 tahun. Jumlahnya mencapai 2.424 orang. Jumlah kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan 4.961 roda dua dan 973 roda empat. Nilai kerugiannya hingga Rp 6 miliar.
Akan tetapi, lebih dari sekadar deretan angka, Rio sangat prihatin dengan penyebab kecelakaan itu sendiri. Banyak kecelakaan dipicu kelalaian pengemudi, seperti menabrak pohon, menabrak kendaraan yang parkir, dan keluar dari badan jalan. Pemicu lain adalah akibat minimnya penerangan dan jalan berlubang.
Rio mengatakan, melihat kondisi tersebut, pendidikan dan sosialisasi berkendara dengan baik akan ditingkatkan. Kegiatan seperti sosialiasi ke sekolah dan kampus akan dimaksimal lagi. Pemasangan papan peringatan di lokasi rawan juga akan ditingkatkan.
Jumlah korban meninggal karena kecelakaan masih tinggi. Ini harus menjadi perhatian bersama para pihak untuk mengurangi kasus kecelakaan.
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dishub Aceh Deddy Lesmana menuturkan, kecelakaan lebih banyak karena faktor human error atau kesalahan manusia. Deddy mencontohkan, banyak kecelakaan berawal dari pengendara yang mengantuk. Kecelakaan dipicu pengemudi kendaraan yang melaju kencang tanpa memperhatikan pengguna jalan lain.
Pada Oktober 2019, misalnya, sebuah minibus menabrak truk yang diparkir di tepi jalan. Dua orang tewas dan 17 orang menderita luka. Minibus itu melaju dengan kecepatan tinggi sehingga tidak sempat menghindar saat melihat truk di depan.
Menurut Deddy, kondisi jalan raya, terutama jalan nasional, cukup baik. Pada titik rawan telah dipasangi rambu, seperti pita kejut, papan peringatan, dan lampu pemantul penunjuk jalan.
”Sebenarnya yang harus kita benahi adalah mental dan pemahaman warga saat berkendaraan. Pendidikan berlalu lintas diharapkan dilakukan lebih sering, terutama untuk kalangan muda, seperti siswa dan mahasiswa,” katanya.