Material Banjir Bandang Labuhanbatu Dibersihkan dari Rumah Warga
Petugas gabungan membersihkan material banjir bandang yang menumpuk di permukiman, sekolah, dan jalan di Desa Pematang dan Hatapang, Kecamatan Na IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, Selasa (31/12/2019).
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
LABUHANBATU UTARA, KOMPAS – Petugas gabungan membersihkan material banjir bandang yang menumpuk di permukiman, sekolah, dan jalan di Desa Pematang dan Hatapang, Kecamatan Na IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, Selasa (31/12/2019). Tim juga menyusuri sungai mencari lima orang yang diduga hilang bersama rumahnya yang hanyut.
“Kami membersihkan material banjir bandang di lokasi permukiman agar aktivitas perekonomian masyarakat bisa normal kembali,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumut Riadil Akhir Lubis, Selasa (31/12/2019).
Riadil mengatakan, petugas gabungan yang terdiri dari BPBD Sumut dan Labuhanbatu Utara, Badan SAR Nasional, kepolisian, TNI, dan masyarakat sebelumnya telah bisa membuka akses jalan secara darurat ke dua desa terdampak banjir bandang. Dua desa itu pun kini sudah bisa dilalui sepeda motor dan mobil berpenggerak empat roda.
Akses menuju dua desa tersebut sempat putus karena jalan yang longsor sepanjang 100 meter dengan kedalaman hingga lima meter. “Sebagian jalan menuju desa itu juga sebelumnya tidak bisa dilalui karena material yang terbawa banjir bandang menumpuk di jalan,” kata Riadil.
Setelah akses jalan bisa dibuka, petugas pun kini berfokus membersihkan material banjir bandang dari dalam rumah warga, sekolah, dan jalan permukiman. Petugas bersama masyarakat gotong royong menyiram lumpur dari rumah warga. Mereka juga mengangkat batang pohon dan batu-batu yang berserak di jalan.
Banjir bandang menerjang Desa Pematang dan Hatapang pada Minggu (29/12) dini hari. Banjir setinggi dua meter menerjang permukiman yang membuat sembilan rumah hanyut dan 17 rumah rusak. Satu keluarga yang terdiri dari lima orang diduga hilang bersama rumahnya yang hanyut.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Labuhanbatu Utara Sugeng mengatakan, petugas gabungan masih terus mencari lima korban yang diduga hilang yakni Ahmad A Sipahutar (suami), Cahaya Nasution (istri), serta tiga anak mereka, Reni Y Sihaputar, Irul Sipahutar, dan Reja Sipahutar. Saat banjir bandang menerjang, mereka diduga berada di rumahnya yang berada di pinggir sungai.
Lima korban yang diduga hilang. Saat banjir bandang menerjang, mereka diduga berada di rumahnya yang berada di pinggir sungai.(Sugeng)
Sugeng mengatakan, mereka mendapat informasi baru bahwa ada yang melihat Cahaya belanja ke warung di kampung pada Sabtu, sebelum banjir bandang terjadi. Petugas pun masih berupaya menghubungi kerabat korban yang diduga hilang untuk memastikan keberadaan mereka apakah pulang kampung atau memang hilang.
Koordinator Pos SAR Tanjung Balai dan Asahan Bobi Purba mengatakan, mereka masih terus mencari korban dengan menyusuri sungai. Namun, mereka menghadapi kendala karena hujan deras yang turun pada Senin sore. Pencarian pun sempat dihentikan dan dilanjutkan pada Selasa pagi.
Kendala lain yang mereka hadapi adalah banyaknya batu dan pohon besar yang menumpuk di badan sungai. Mereka pun hanya bisa melakukan pengamatan visual dalam mencari korban.