Selama 2019, jumlah pengunjung Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mencapai 4.038.643 orang. Total wisatawan ini hanya 85 persen dari target, yang sebelumnya ditetapkan 4.770.649 pengunjung.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Selama 2019, jumlah pengunjung Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mencapai 4.038.643 orang. Total wisatawan ini hanya 85 persen dari target, yang sebelumnya ditetapkan 4.770.649 pengunjung.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur, I Gusti Putu Ngurah Sedana, mengatakan, dari capaian tersebut, jumlah wisatawan mancanegara merosot terdata hanya mencapai 250.151 orang, merosot drastis dibandingkan rata-rata capaian wisatawan asing yang sebelumnya berkisar 300.000-400.000 orang per tahun.
“Capaian jumlah wisatawan asing 2019 ini adalah capaian terburuk karena merupakan catatan angka paling rendah selama lima tahun terakhir,” ujarnya, saat ditemui, Rabu (1/1/2020).
Adapun, jumlah wisatawan domestik tahun 2019, terdata sebanyak 3.788.492 orang.
Capaian jumlah wisatawan asing 2019 ini adalah capaian terburuk karena merupakan catatan angka paling rendah selama lima tahun terakhir, ujar I Gusti Putu
Capaian di 2019 juga lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Di tahun 2018, total jumlah pengunjung mencapai 4,008 juta pengunung, mencapai lebih dari 95 persen dari target yang ditetapkan sebanyak 4,070 juta pengunjung.
Capaian yang buruk menurut Putu, dipicu oleh tiga faktor, di mana faktor yang paling mendominasi adalah mahalnya harga tiket pesawat. Tidak hanya memberatkan wisatawan domestik, harga tiket pesawat ini juga banyak dikeluhkan oleh para wisatawan asing.
“Karena mahalnya harga tiket, sebagian wisatawan mengaku terpaksa membeli tiket pesawat melalui negara lain seperti Malaysia,” ujarnya.
Wisatawan asing yang datang ke Indonesia, biasanya memiliki tujuan ke sejumlah obyek wisata di berbagai daerah. Namun, dengan mahalnya harga tiket ini, sebagian dari mereka kemudian membatalkan kunjungan ke beberapa obyek wisata, termasuk diantaranya rencana kunjungan ke Candi Borobudur.
“Banyak wisatawan kemudian memilih hanya pergi ke Bali, kemudian langsung pulang kembali ke negaranya, dan tidak jadi berkunjung ke Candi Borobudur,” kata I Gusti Putu.
Adapun, faktor pemicu yang lain adalah situasi politik Indonesia yang tahun lalu menyelenggarakan pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden. Aktivitas politik tersebut membuat banyak orang di lingkup domestik maupun mancanegara, kuatir nantinya akan muncul konflik dan kerusuhan terkait pemilihan, sehingga mereka pun pada akhirnya membatalkan rencana untuk bepergian, termasuk berwisata.
Faktor pemicu lainnya, menurut dia, adalah pembangunan infrastruktur berupa banyak jalan tol di berbagai daerah termasuk tol trans Jawa, yang semakin memudahkan masyarakat untuk pergi langsung ke kota-kota tujuan, tanpa harus melewati daerah lain.
“Jalan tol membuat kami kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengunjung yang datang karena sekedar mampir atau sebatas lewat dalam perjalannnya menuju kota lain,” ujarnya.
Putu mengatakan, faktor pemicu seperti harga tiket dan infrastruktur jalan, masih akan tetap menjadi hal yang mungkin akan menghambat pencapaian target pengunjung di tahun 2020. Namun, Candi Borobudur sudah menjadi destinasi super prioritas sebagai pengganti Bali, dia pun optimis, penyelesaian masalah tersebut akan dibantu oleh pemerintah pusat.
Layanan awal tahun
Di tahun 2020, Putu mengatakan, pihaknya akan berupaya meningkatkan kualitas layanan, antara lain dengan menyediakan empat mobil listrik, yang dapat dipakai wisatawan asing untuk bergerak dari loket tiket ke depan bangunan candi.
Selain itu, demi kenyamanan dan kesehatan pengunjung, Putu mengatakan, zona II Candi Borobudur kini telah ditetapkan sebagai kawasan bebas rokok. Untuk mendukung hal tersebut, maka di zona II kini telah dibangun tiga tempat yang disediakan khusus untuk merokok.
Inovasi lain yang akan diterapkan adalah sistem pembayaran tiket dengan sistem pembayaran non tunai menggunakan kartu electronic data capture (EDC). Hal ini dilakukan untuk mempersingkat waktu wisatawan saat mengantri tiket.
Di hari pertama di tahun 2020 Rabu (1/1/2020) pagi, sekitar pukul 07.00 , ribuan wisatawan telah datang, mengalir, mengunjungi Candi Borobudur. Karena inginnya mengunjungi Candi Borobudur, Mudakir (50), salah seorang pengunjung dari Desa Ngargosuko, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, mengatakan, dia dan istrinya, Juarni (49), sengaja berangkat dari rumah sekitar pukul 03.00 dinihari.
“Kalau berangkat terlalu siang, kami khawatir nantinya justru terjebak kemacetan di jalan,” ujarnya. Mudakir mengatakan, dirinya sudah tiga kali berkunjung ke Candi Borobudur. Namun, kali ini, dia sengaja ingin berwisata di pagi hari.
Yovi (42), salah seorang pengunjung asal Cirebon, Jawa Barat, mengatakan, dirinya pun sengaja berangkat, Selasa (31/12/2019) malam sekitar pukul 21.00, agar bisa sampai di Candi Borobudur pagi hari.
“Kami harus berwisata ke sini (Candi Borobudur) pagi, karena setelah itu, kami mau berwisata ke sejumlah lokasi lain di Yogyakarta,” ujar Yovi yang datang berwisata bersama dengan empat anggota keluarganya ini.