Perayaan Tahun Baru 2020 di Manado, Sulawesi Utara, berlangsung aman dan kondusif. Pemerintah daerah di Sulut pun berharap tahun ini menjadi tahun berkat dengan masyarakat yang bersatu dan tetap rukun.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS – Perayaan Tahun Baru 2020 di Manado, Sulawesi Utara, berlangsung aman dan kondusif. Pemerintah daerah di Sulut pun berharap tahun ini menjadi tahun berkat dengan masyarakat yang bersatu dan tetap rukun. Di samping itu, 2020 juga menjadi momentum dimulainya berbagai program pembangunan strategis di daerah itu.
Kepadatan pada akhir tahun, Selasa (31/12/2019), sudah tampak di daerah Pasar 45, Kecamatan Wenang, sejak sekitar pukul 19.00 Wita. Masyarakat memadati pasar untuk berbelanja berbagai jenis barang, mulai dari tas, baju, hingga perhiasan. Lapak-lapak di bahu jalan yang dipadati pembeli menyebabkan kemacetan.
Kepadatan juga tampak di Taman Kesatuan Bangsa, masih di area Pasar 45. Warga menunggu pergantian tahun dengan duduk dan bercengkerama. Anak-anak bermain kembang api kecil di dekat air mancur taman. Khusus untuk menyambut Tahun Baru, air mancur taman itu dioperasikan.
Sementara itu, kepadatan lalu lintas tampak di Jalan Boulevard Piere Tendean akibat kendaraan yang mengantre masuk ke kawasan bisnis Megamas. Berbagai acara menyambut pergantian tahun digelar di kawasan itu, termasuk hiburan musik dan pesta kembang api oleh pemerintah provinsi.
Warga pun tampak memadati hampir semua sudut kawasan Megamas, termasuk di lapangan basket yang dijadikan area pasar malam. Beberapa wahana permainan, termasuk bianglala, didirikan di sana.
Meski masyarakat tumpah ruah di Megamas, salah satu pengunjung, Linda Raihan (47), mengatakan, kepadatan itu tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia sendiri berencana melewatkan pergantian tahun dengan menonton stand up comedy dan penampilan grup band temannya di salah satu kafe.
Warga lainnya, Yannemieke (33), berencana pulang sebelum perayaan Tahun Baru. “Saya enggak mau terjebak macet,” katanya. Adapun Vitri (24) dan Angga (24), lebih memilih menanti pergantian tahun dengan menonton pertunjukan musik yang digelar Pemprov Sulut. Mereka menantikan Gubernur Sulut Olly Dondokambey memimpin hitung mundur memasuki 2020.
Kita bersyukur karena partisipasi masyarakat dalam menyambut Tahun Baru 2020 sangat meriah.
Beberapa menit menjelang pergantian tahun, enam pemuka agama naik ke atas panggung untuk memimpin doa menurut kepercayaan masing-masing sebagai bentuk perayaan keberagaman dan toleransi Sulut. Setelah itu, Gubernur Olly beserta jajaran pemprov naik ke panggung untuk memimpin hitung mundur dan toast gelas, disusul pesta kembang api.
“Kita bersyukur karena partisipasi masyarakat dalam menyambut Tahun Baru 2020 sangat meriah. Saya berharap, masyarakat, pemerintah, bersama aparat keamanan bisa sama-sama membuat 2020 menjadi tahun yang penuh berkat bagi Sulut,” kata Olly, sesaat setelah pergantian tahun.
Pesta kembang api menyambut detik-detik pergantian tahun pun semarak di sepanjang pesisir Manado, dari daerah Malalayang, Jembatan Soekarno, hingga bilangan Bitung Karangria. Di Megamas, puluhan ribu warga juga memainkan kembang api secara mandiri.
Beberapa saat setelah gempita Tahun Baru, langit tampak berkabut karena asap. Jembatan Soekarno yang sebelumnya tampak dari kejauhan sama sekali tertutup kabut. Warga berbondong-bondong meninggalkan kawasan Megamas. Berbagai jenis sampah, mulai dari botol plastik, tas keresek, bungkus makanan, dan sisa-sisa kembang api dibiarkan berserakan di tanah.
Mari tingkatkan budaya tertib dengan mematuhi ketentuan hukum agar terwujud suasana yang aman dan damai.
Adapun lalu lintas di Jalan Boulevard Piere Tendean dan Jalan Sam Ratulangi tergolong lancar. Polisi masih berjaga di wilayah Titik Nol Manado dan di sepanjang jalan.
Sebelumnya, Kepala Polda Sulut Inspektur Jenderal Sigid Tri Harianto telah mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban pada perayaan Tahun Baru. "Mari tingkatkan budaya tertib dengan mematuhi ketentuan hukum agar terwujud suasana yang aman dan damai," katanya.
Program 2020
Terkait pembangunan daerah, dalam kesempatan pergantian tahun semalam, Gubernur Olly menyatakan, berbagai infrastruktur pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang akan mulai dibangun pada 2020. Tahun 2021, diharapkan wisatawan sudah dapat berkunjung dan berlibur di daerah Likupang.
Sulut ditunjuk menjadi satu dari lima destinasi wisata superprioritas yang ditetapkan Presiden Joko Widodo. Dengan KEK Likupang sebagai pusat pertumbuhan baru, pertumbuhan ekonomi di Kota Manado, Bitung, dan Minahasa Utara diperkirakan akan semakin pesat.
Di samping itu, 2020 juga menjadi momentum membangun Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Regional. TPS Regional Ilo-Ilo itu terletak di Kecamatan Wori, Minahasa Utara. "Sulawesi Utara akan bebas sampah," kata Olly.
Pembangunan TPS tersebut telah direncanakan sejak pertengahan 2019, tetapi masih menunggu surat diskresi menteri agraria dan tata ruang. TPS seluas 46 hektar itu akan menampung sampah dari Manado, Bitung, Minahasa, dan Minahasa Utara. Akan dibangun pula stasiun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di sana.
Sementara menunggu pembangunan TPS Regional Ilo-Ilo, Wali Kota Manado Vicky Lumentut telah menyatakan rencana menyelesaikan masalah sampah di tingkat kecamatan dengan pengolahan menjadi kompos. Pihaknya juga merencanakan pengadaan alat pembakar sampah (incinerator) di masing-masing kecamatan.
“Perlu peran aktif masyarakat untuk mewujudkan Manado bersih dan sehat, salah satunya dengan menekan volume sampah. Sampah rumah tangga bisa dikelola masyarakat secara mandiri,” kata Vicky.
Saat ini, Tempat Pembuangan Akhir Sumompo seluas 13 hektar di Manado tidak dapat menampung lagi 350-400 ton sampah yang dihasilkan warga Manado setiap hari. Sampah-sampah itu ditumpuk di lahan terbuka, sebagian ditimbun dengan tanah menggunakan metode controlled landfill.