Terendam Banjir, Ratusan Hektar Bawang Merah Dipanen Dini
Sedikitnya 450 hektar bawang merah usia 30-35 hari di Kota Tegal dan Kabupaten Brebes, Jateng gagal panen karena terendam banjir. Sebagian petani memanen dini bawang merahnya untuk menekan kerugian.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
TEGAL, KOMPAS - Sedikitnya 450 hektar bawang merah usia 30-35 hari di Kota Tegal dan Kabupaten Brebes, Jateng gagal panen karena terendam banjir. Sebagian petani memanen dini bawang merahnya untuk menekan kerugian.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes, Selasa (31/12/2019) mengakibatkan sejumlah lahan bawang merah di daerah tersebut terendam banjir. Ketinggian air bervariasi, antara 50 sentimeter - 150 sentimeter.
Di Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, hujan lebat mulai turun sejak Selasa petang. Hujan baru reda Rabu (1/1/2020) sekitar pukul 01.00. Rabu dini hari, lahan bawang merah seluas 30 hektar di wilayah tersebut terendam air dengan ketinggian sekitar 80 - 115 sentimeter.
Berdasarkan pantauan Kompas, Rabu petang, air masih menggenangi lahan bawang merah di Kalinyamat Kulon. Ketinggian air sekitar 80 sentimeter. Adapun para petani terpantau memanen dini tanaman bawang merah mereka yang berusia sekitar 30 hari di tengah kepungan banjir. Idealnya, bawang merah baru bisa dipanen setelah usia tanamnya 60 hari.
Tanaman bawang merah itu kalau terendam air lebih dari sehari biasanya langsung busuk. Jadi, mau tidak mau harus segera dipanen, kata Wanter
"Tanaman bawang merah itu kalau terendam air lebih dari sehari biasanya langsung busuk. Jadi, mau tidak mau harus segera dipanen," kata Wanter (47), petani bawang merah asal Kalinyamat Kulon.
Petani lain, Tarmiti (63) mengatakan, dirinya terpaksa memanen dini tanaman bawang merah seluas 8 hektar miliknya karena takut kerugian yang ditanggung akibat banjir semakin parah. Menurutnya, untuk setiap hektarnya, ia bisa merugi hingga Rp 50 juta. Ia berharap, bawang merah miliknya bisa laku dijual untuk menutup biaya yang dikeluarkan untuk mengupah buruh.
Secara fisik, bawang merah yang dipanen dini memiliki ukuran lebih kecil dibanding bawang merah yang dipanen dalam waktu tanam normal. Jika biasanya bawang merah memiliki diameter 1- 2,5 sentimeter, bawang merah hasil panen dini berdiameter kurang dari 1 sentimeter. Hal ini akan berpengaruh terhadap harga jual bawang merah.
Adapun Ketua Gabungan Kelompok Tani Akur Tani Desa Kalinyamat Kulon, Asmawi Aziz mengatakan, banjir Rabu, merendam sedikitnya 150 hektar lahan pertanian bawang merah. Total kerugian akibat banjir tersebut diperkirakan mencapai Rp 7,5 miliar.
Menurut Asmawi, banjir selalu melanda sejumlah lahan pertanian di Desa Kalinyamat Kulon dan sekitarnya saat hujan lebat. Kondisi tersebut semakin parah setidaknya dalam 10 tahun belakangan.
"Air hujan dari lahan pertanian tidak bisa langsung mengalir ke sungai karena saluran airnya terlalu sempit. Kami sudah beberapa kali mengusulkan kepada pemerintah desa supaya saluran air dilebarkan tetapi keinginan kami belum dikabulkan," ujar Asmawi.
Sekitar sebulan lalu, pemerintah memberikan bantuan berupa pompa air yang bisa difungsikan untuk menyedot air dari lahan pertanian warga. Meski begitu, keberadaan pompa air dinilai Asmawi belum bisa mengatasi banjir di lahan pertanian warga.
Di Brebes, banjir dengan ketinggian 50-100 sentimeter merendam sedikitnya 300 hektar lahan tanam bawang merah di Kecamatan Wanasari dan Kecamatan Bulakamba. Total kerugian akibat banjir yang merendam sejak Rabu dini hari tersebut diperkirakan mencapai Rp 15 miliar.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari menuturkan, para petani bawang merah di Brebes mengaku pasrah dengan adanya banjir. Mayoritas petani Brebes tidak bisa memanen dini bawang merah mereka karena umbi bawang merahnya belum tumbuh. Sebab, bawang merah yang terendam banjir usianya kurang dari 30 hari.
"Kalau sudah begini, petani pasrah. Kemungkinan, kalau airnya sudah surut, lahan bawang merah ini akan diolah dan diganti dengan tanaman padi," tutur Juwari.
Juwari menambahkan, gagal panen bawang merah di Brebes dan Tegal tidak akan mengganggu stok bawang merah nasional. Sebab, tanaman bawang merah di daerah lain seperti, Demak, Kendal, Pati dan Grobogan aman dari banjir.
Permukiman
Secara terpisah, Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes Nushy Mansur menyebutkan, sedikitnya 400 rumah di Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba terendam banjir. Rabu siang, BPBD Kabupaten Brebes menyalurkan sejumlah bantuan seperti, mi instan, beras, dan air mineral kepada warga terdampak.
"Penyebab banjir adalah hujan lebat yang berlangsung lama dan adanya luapan air dari Sungai Kluwut. Sejak Rabu dini hari hingga Rabu malam, keetinggian air bervariasi, antara 50-100 sentimeter," kata Nushy saat dikonfirmasi, Rabu malam.
Selain Desa Kluwut, banjir juga merendam Desa Bulakparen, Kecamatan Bulakamba dan Desa Dukuhwringi, Kecamatan Wanasari. Ketinggian air di dua desa tersebut mencapai 50 sentimeter.
Nusy menambahkan, banjir masih berpotensi terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi akan mengguyur wilayah Brebes hingga pekan depan. Nushy mengimbau masyarakat untuk menggalakkan ronda. Selain bertugas menjaga keamanan, masyarakat juga bisa memantau debit air sungai dan menginformasikan kepada masyarakat untuk bersiap-siap mengevakuasi diri apabila ada kemungkinan air meluap.