Lebih dari 2.000 Kecelakaan Lalu Lintas Terjadi di Sulut Selama 2019
Lebih dari 2.000 kecelakaan lalu lintas terjadi di Sulawesi Utara sepanjang tahun 2019. Sebagian kecelakaan terjadi di ruas-ruas jalan penghubung Manado dengan kota lain di sekitarnya.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Lebih dari 2.000 kecelakaan lalu lintas terjadi di Sulawesi Utara sepanjang tahun 2019. Sebagian kecelakaan terjadi di ruas-ruas jalan penghubung Manado dengan kota lain di sekitarnya. Kesalahan manusia dinilai masih menjadi faktor utama kecelakaan.
Berdasarkan data Polda Sulawesi Utara, terjadi 2.059 kecelakaan lalu lintas sepanjang Januari hingga November 2019. Jumlah tersebut turun dibandingkan dengan kasus serupa di periode yang sama tahun 2018 sebanyak 2.141 kasus. Jumlah korban meninggal pun turun, dari 382 jiwa menjadi 262 jiwa. Khusus Operasi Lilin yang digelar 23 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020, tercatat 28 kecelakaan lalu lintas dengan sembilan orang korban.
Direktur Lalu Lintas Polda Sulut Komisaris Besar Iwan Sonjaya, Kamis (2/1/2020), mengatakan, enam dari 28 kecelakaan terjadi di Jalan Raya Manado-Tomohon. Iwan mengatakan, jumlah tersebut adalah yang terbanyak di dalam satu ruas jalan. Jalan menanjak dan berkelok antara Manado di ketinggian 5 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan Tomohon pada 900 mdpl itu meningkatkan potensi kecelakaan.
”Kecelakaan umumnya melibatkan pengendara sepeda motor berusia 18-32 tahun, masih usia produktif,” kata Iwan.
Kecelakaan juga terjadi di jalan Trans-Sulawesi di sepanjang pantai utara Sulut. Tabrakan terjadi antara Daihatsu Xenia dan Nissan Grand Livina yang dipicu jalan licin akibat hujan, Selasa (31/12/2019), di Kecamatan Poigar, Bolaang Mongondow. Kecelakaan ini menelan seorang korban jiwa dan menyebabkan empat luka-luka.
Iwan menggarisbawahi, selama Operasi Lilin kali ini tidak ada kecelakaan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa lebih dari lima orang. Empat kecelakaan yang tergolong menonjol masing-masing menyebabkan satu korban jiwa, semuanya anggota Polri.
Jalan Raya Manado-Tomohon dan jalan Trans-Sulawesi sama-sama berkelok. Hanya terdapat satu lajur di setiap jalur yang tidak dipisahkan median jalan.
Untuk mencegah kecelakaan, Polda Sulut telah mengidentifikasi beberapa titik rawan di Jalan Raya Manado-Tomohon dan jalan Trans-Sulawesi. Rambu-rambu dan pelengkap jalan telah ditambahkan.
”Kami sudah bekerja sama dengan dinas perhubungan di wilayah terkait untuk memberi kelengkapan jalan, seperti pita pengejut. Pita pengejut berguna untuk mengembalikan fokus pengendara yang sedang mengantuk,” kata Iwan.
Berdasarkan pantauan, pita kejut hanya terletak di wilayah Kinilow, Tomohon Utara, yang menjadi gerbang keluar dari Tomohon menuju Manado. Namun, lampu rambu lalu lintas, rambu peringatan, dan pembatas jalan di sisi jurang telah dipasang sejak lama.
Kami sudah bekerja sama dengan dinas perhubungan di wilayah terkait untuk memberi kelengkapan jalan, seperti pita pengejut. Pita pengejut berguna untuk mengembalikan fokus pengendara yang sedang mengantuk. (Iwan Sonjaya)
Kepala Polda Sulut Inspektur Jenderal Sigid Tri Hardjanto mengatakan, angka kecelakaan lalu lintas masih tergolong tinggi. ”Perlu kerja keras dan sinergi berbagai pihak serta peningkatan kepatuhan hukum masyarakat. Kecelakaan lalu lintas berawal dari pelanggaran terhadap aturan dan etika yang berlaku,” katanya.
Dihubungi terpisah, pakar transportasi Universitas Sam Ratulangi, Lucia Lefrandt, mengatakan, kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Sulut lebih banyak disebabkan faktor kesalahan manusia. Jalan Raya Manado-Tomohon yang menanjak dan Trans-Sulawesi yang berkelok adalah jalan lama yang bentuknya tidak pernah berubah selama bertahun-tahun.
”Kebanyakan kasus yang saya temui bersama Polda disebabkan human error. Banyak pengendara yang sering nekat berjudi, mendahului di dekat tikungan tajam dengan masuk ke jalur dengan arus berlawanan. Akibatnya, mereka ditabrak kendaraan dari arah sebaliknya,” kata Lucia.
Menurut Lucia, risiko kecelakaan meningkat saat ada faktor alam, seperti hujan dan longsor. Namun, perilaku berkendara warga, terutama di masa libur tahun baru, kerap menjadi faktor utama kecelakaan.
”Infrastruktur jalan sebenarnya cukup baik. Namun, di hari-hari besar, harus diakui, warga Sulut sering berkendara tanpa menggunakan helm, bahkan di bawah pengaruh alkohol dari suguhan ketika bertamu. Ini yang perlu lebih banyak diperhatikan,” kata Lucia.