Kantor Pencarian dan Pertolongan Surabaya, Jawa Timur, mengirim satu regu penyelamat untuk ikut membantu evakuasi korban banjir di DKI Jakarta. Mereka akan bergabung dengan tim penyelamat lain dari berbagai daerah lain.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Kantor Pencarian dan Pertolongan Surabaya, Jawa Timur, mengirimkan satu regu penyelamat untuk ikut membantu evakuasi korban banjir di DKI Jakarta. Mereka akan bergabung dengan tim penyelamat lain untuk memastikan warga yang terjebak banjir sudah dievakuasi ke tempat aman.
Kepala Seksi Operasi dan Kesiapsiagaan Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya Al Amrad, Jumat (3/1/2020) di Surabaya, mengatakan, tim berjumlah enam orang dan diberangkatkan pada Kamis (2/1/2019) malam. Tim dijadwalkan tiba di Jakarta Jumat pagi. Mereka akan bergabung dengan tim penyelamat dari daerah lain untuk mengevakuasi korban banjir yang masih terjebak di rumah.
Selain personil dari Kantor SAR Surabaya, sejumlah Kantor SAR lain juga direncanakan ikut melakukan evakuasi korban banjir, antara lain dari Kantor SAR Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Banjarmasin, dan dan Kantor SAR Bandung. Mereka bergabung dengan personil lain dari Kantor SAR Jakarta.
Alrad menuturkan, seluruh personil dari Surabaya yang diberangkatkan ke Jakarta dibekali peralatan, seperti helm, jaket, sepatu boots, tali, serta matras. Personil yang dikirim juga dipastikan memiliki kemampuan fisik mumpuni karena bakal mengevakuasi warga di area banjir yang ketinggiannya mencapai satu meter.
"Mereka akan bertugas hingga pertengahan Januari karena prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga pertengahan bulan Januari ini,” katanya.
Mereka akan bertugas hingga pertengahan Januari karena prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga pertengahan bulan Januari ini. ( Al Amrad)
Surabaya lebih siap
Secara terpisah, terkait kekhawatiran banjir seperti di Jakarta, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan tahun ini Surabaya sudah lebih siap menghadapi musim penghujan. Banjir yang sempat menggenang di kawasan Surabaya Barat awal 2019 dan di Sumberrejo pada Mei tahun lalu ditargetkan tidak terjadi lagi tahun ini.
Di kedua lokasi tersebut, Pemkot Surabaya sudah membangun tanggul, rumah pompa, dan waduk untuk mencegah banjir kembali menggenangi permukiman warga dan fasilitas umum.
“Babahno aku dikiro sempel, sing penting wargaku gak kebanjiran (Biarkan aku dikira gila, yang penting wargaku tidak kebanjiran),” kata Risma.
Risma mengklaim, tahun ini, Surabaya ditargetkan bebas banjir. Alasannya, seluruh infrastruktur pencegah banjir sudah selesai, meskipun upaya peningkatan kapasitasnya terus dilakukan. Jika ada genangan saat hujan, dia memastikan bisa segera surut dalam waktu kurang dari tiga jam.
Langkah yang diambil, antara lain melebarkan saluran air di perkotaan. Saluran air dibuat di bawah trotoar yang rata-rata berukuran empat meter persegi. Sehingga setiap ada pembenahan trotoar, dilakukan pula pemasangan saluran air atau box culvert di kawasan tersebut. Saluran air tersebut bermuara di sungai-sungai terdekat.
Di sungai-sungai yang ada di Surabaya juga dikeruk setiap hari. Langkah ini untuk mengurangi sedimentasi yang bisa berakibat menurunkan kapasitas sungai dalam menampung air.
Di beberapa sungai, dibangun rumah pompa untuk mengantisipasi genangan seandainya saluran air tidak mampu menampung air hujan ketika intensitas tinggi. Ada 55 unit rumah pompa, 36 pintu air, serta 12 unit mesin penyaringan sampah.
Upaya lainnya yakni membuat waduk untuk resapan air sekaligus menampung air hujan yang menggenangi permukiman warga. Hingga akhir 2019, ada 72 waduk dengan luas total 1,4 juta meter persegi yang dapat menampung air hingga 6 juta meter kubik.
"Secara infrastruktur, Surabaya siap menghadapi musim penghujan dan semoga tahun ini sudah tidak ada lagi daerah yang banjir. Menurut perhitungan seharusnya tidak ada lagi banjir, tetapi tetap kita tidak bisa mendahului Tuhan,” tutur Risma.