Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, meninggal dunia pada Kamis (2/1/2020) pukul 23.47 WIB di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, meninggal dunia pada Kamis (2/1/2020) pukul 23.47 WIB di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepergian Yunahar ini merupakan sebuah kehilangan besar bagi bangsa Indonesia, khususnya untuk warga Muhammadiyah.
"Seluruh keluarga besar Muhammadiyah, umat Islam, dan warga bangsa kehilangan Prof Yunahar Ilyas yang meninggal dunia pada tanggal 2 Januari jam 23.47 di Rumah Sakit Sardjito," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Jumat (3/1/2019), di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta.
Haedar menjelaskan, selama dua bulan terakhir, Yunahar menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami gangguan kesehatan. Sebelum dirawat di RSUP dr Sardjito, Yunahar sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Beberapa waktu lalu, Yunahar dipindah ke RSUP dr Sardjito untuk menjalani persiapan operasi cangkok ginjal.
Seluruh keluarga besar Muhammadiyah, umat Islam, dan warga bangsa kehilangan Prof Yunahar Ilyas yang meninggal dunia pada tanggal 2 Januari jam 23.47 di Rumah Sakit Sardjito, kata Haedar Nashir
Namun, sebelum operasi tersebut bisa dijalankan, Yunahar telah dipanggil Yang Maha Kuasa. "Tentu keluarga, PP Muhammadiyah, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dan RSUP dr Sardjito telah berusaha maksimal untuk kesembuhan beliau. Tetapi Allah menentukan akhir hayat beliau," ujar Haedar.
Haedar menambahkan, Yunahar merupakan sosok ulama dan mubaligh yang banyak bergaul dengan masyarakat bawah. Selain itu, Yunahar juga dikenal sebagai ulama yang memiliki konsistensi antara ucapan dan tindakan.
"Keteladanan almarhum bisa menjadi rujukan bagi generasi muda karena beliau adalah sosok yang kata-katanya sejalan dengan tindakan," tutur Haedar.
Di sisi lain, Haedar menyebut, Yunahar juga merupakan seorang akademisi yang banyak menulis karya-karya ilmiah, terutama dalam bidang tafsir dan tarikh. Karya-karya Yunahar pun menjadi rujukan bagi para mahasiswa dan pihak-pihak lain.
"Beliau rutin juga mengajar tafsir di gedung PP Muhammadiyah, baik di Yogyakarta maupun Jakarta," papar Haedar.
Setelah meninggal dunia di RSUP dr Sardjito, jenazah Yunahar disemayamkan di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta. Sejak pagi, para tamu tak henti datang ke kantor PP Muhammadiyah untuk mendoakan dan melakukan salat jenazah.
Haedar memaparkan, pada pukul 10.30 pagi ini, jenazah Haedar akan dibawa ke Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, untuk disalatkan. Setelah itu, pada Jumat siang, jenazah Yunahar akan dimakamkan di di komplek pemakaman Karangkajen, Yogyakarta.
"Di komplek pemakaman Karangkajen itu banyak tokoh Muhammadiyah yang dimakamkan, termasuk pendiri Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan," ungkap Haedar.
Sejak 1986
Yunahar Ilyas lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 22 September 1956. Dia menjadi anggota Muhammadiyah sejak tahun 1986. Yunahar menyelesaikan pendidikan dasarnya di Sumatera Barat, lalu melanjutkan studi di sejumlah perguruan tinggi berbeda.
Yunahar tercatat pernah berkuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol, Padang, serta Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh, Arab Saudi. Sesudahnya, Yunahar juga melanjutkan studi S2 dan S3 di IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Di Muhammadiyah, Yunahar pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah periode 2000-2005. Sementara itu, sejak tahun 2005, Yunahar menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah hingga sekarang.
Selain menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia. Sehari-hari, Yunahar bekerja sebagai dosen dan guru besar di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sejak tahun 1987.