Bantuan untuk Pengungsi di Enam Desa Mulai Mengalir
Oleh
·3 menit baca
BOGOR, kompas— Pada hari ketiga pascalongsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, bantuan bagi pengungsi berupa makanan, obat-obatan, dan pakaian mulai mengalir. Karena akses yang sulit, akhirnya Pemerintah Kabupaten Bogor mendistribusikan bantuan sebanyak 1,7 ton melalui udara, Jumat (3/1/2020).
”Distribusi logistik menggunakan helikopter bantuan TNI Angkatan Udara Pangkalan Udara Militer Atang Sendjaja, Kabupaten Bogor,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Mitigasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Dede Armansyah, Jumat, di Bogor.
Bantuan disalurkan Pemerintah Kabupaten Bogor ke enam desa di Kecamatan Sukajaya, yaitu Desa Cisarua, Cileksa, Pasir Madang, Curug, Kiarapanda, dan Harkatjaya. Desa-desa tersebut terisolasi sejak 1 Januari 2020 akibat longsor di beberapa titik dan menutup ruas jalan akses antardesa.
Desa Harkatjaya merupakan daerah yang paling parah terkena longsor di Kecamatan Sukajaya. Jumlah korban jiwa akibat longsor di Harkatjaya sebanyak 7 orang. Longsor juga menghancurkan 11 rumah warga. Akibat peristiwa itu, 1.245 warga dari 13 RW di Desa Harkatjaya mengungsi ke balai desa, bangunan sekolah, hingga rumah keluarga dan kerabat terdekat yang aman. Mereka juga dikirimi bantuan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor.
Sebelum bantuan sampai, para pengungsi kelaparan dan kehausan lantaran minimnya bekal yang tersedia. Mereka juga membutuhkan pakaian, obat, dan popok untuk bayi.
Di salah satu lokasi pengungsian, di SD Negeri 03 Sukajaya, warga bertahan di ruang-ruang kelas dan tidur beralaskan tikar. Sebagian ruangan itu juga berlumpur.
Siti Saropah (18), salah seorang pengungsi, mengatakan, mereka sangat membutuhkan makanan, minuman, air bersih, dan obat-obatan. Pada Rabu (1/1) malam, mereka juga kedinginan lantaran tidur dengan selimut seadanya.
Akses
Material longsoran telah memutus jalan antardesa sehingga akses ke enam desa tersebut terputus. Karena terisolasi dan sulit dijangkau, distribusi bantuan ke desa-desa tersebut terhambat.
Pada Kamis (2/1), Kompas menelusuri titik longsor di desa-desa tersebut. Akses menuju setiap desa, termasuk Desa Harkatjaya, hanya bisa dilalui kendaraan bermotor karena beberapa ruas jalan tertutup material longsor. Itu pun pengendara harus ekstra hati-hati karena jalan licin. Bantuan bahan makanan yang dibawa TNI sehari sebelumnya terpaksa harus dipikul dan dibawa berjalan kaki memasuki wilayah desa.
Karena kebutuhan akan makanan dan minuman bagi pengungsi mendesak, karang taruna di Desa Harkatjaya mendirikan dapur umum darurat.
Akan tetapi, dapur umum darurat tersebut tidak bisa maksimal melayani pengungsi karena keterbatasan tenaga dan bahan bakar untuk memasak.
Selain itu, bantuan bahan makanan yang diterima dapur umum juga sangat terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan makan ribuan korban di lokasi pengungsian.
Ketua Karang Taruna Desa Harkatjaya Nurdin mengatakan, sudah ada bantuan dari BPBD Kabupaten Bogor berupa delapan karung beras, mi, dan air bersih. Ada juga bantuan bahan kebutuhan pokok dari sejumlah sukarelawan yang membantu di desa itu.
Namun, bantuan itu dinilai masih sangat terbatas lantaran ada ribuan warga yang saat ini mengungsi. Sebagian besar masih kelaparan.
”Belum maksimal, masih sangat kurang karena pengungsi di sini ada ribuan. Warga desa kami di 13 RW semua terdampak,” kata Nurdin.
Terkait sulitnya akses menuju desa-desa yang terkena longsor, termasuk Harkatjaya, Dede mengatakan, akses ke Harkatjaya kini sudah bisa ditembus. ”Jadi, posisi posko bencana utama kami terpusat di sana. Kami berupaya memenuhi kebutuhan warga terdampak bencana,” ujarnya.
Pencarian korban
Hingga hari ketiga sejak longsor menerjang Desa Harkatjaya, tiga dari tujuh korban yang tertimbun longsor belum juga ditemukan. Pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari TNI, SAR, BPBD Kabupaten Bogor, dan sukarelawan dari berbagai komunitas.
Menurut Dede, pencarian akan terus berjalan hingga tiga korban itu ditemukan. Pencarian berjalan lambat karena tim pencari dan sukarelawan mengevakuasi dengan peralatan seadanya.
Lokasi longsor berada tepat di salah satu lereng bukit di Kampung Banar, Desa Harkatjaya. Selain menimbun 11 rumah dan tujuh warga, longsor juga menutupi hampir 500 meter area persawahan warga dengan ketinggian lumpur 2 meter. (VAN)