Kelalaian Kapten Sebabkan Kapal Wisata Karam di Perairan Komodo
Sebuah kapal wisata yang mengangkut sembilan orang tenggelam di perairan Pulau Bidadari, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Kecelakaan itu diduga terjadi akibat kelalaian kapten kapal.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sebuah kapal wisata yang mengangkut sembilan orang tenggelam di perairan Pulau Bidadari, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Semua penumpang selamat. Hasil penyelidikan sementara polisi menunjukkan kecelakaan itu diduga terjadi akibat kelalaian kapten kapal.
Kepala Bidang Humas Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) Komisaris Besar Jo Bangun, di Kupang, Minggu (5/1/2020), mengatakan, KM Aditya tenggelam di perairan Pulau Bidadari, Sabtu (4/1), karena kesalahan kapten kapal, Samsudin (33). Kapal itu membawa 3 anak buah kapal, 5 penumpang, dan 1 orang pemandu wisata.
Kasus tenggelamnya KM Aditya di perairan Pulau Bidadari karena kapten kapal menabrak gelombang. Mestinya dia bisa mengambil posisi aman.
”Para kapten kapal wisata harus memiliki pengalaman berlayar dan selalu hati-hati mengemudikan kapal. Kasus tenggelamnya KM Aditya di perairan Pulau Bidadari karena kapten kapal menabrak gelombang. Mestinya dia bisa mengambil posisi aman. Selain itu, KM Aditya juga tidak memiliki clearance pass (izin berlayar dari pelabuhan),” kata Bangun.
Selain itu, kapten kapal juga seharusnya memantau kondisi cuaca sesuai informasi dari BMKG. Informasi BMKG mudah diakses bagi para pelaut dan masyarakat umum. Jika kondisi cuaca laut tidak memungkinkan, kapal jangan diberangkatkan.
KM Aditya melakukan perjalanan tiga hari terhitung sejak 2 Januari dari Labuan Bajo menuju Pulau Kelor, Menjerite, Pulau Rinca, Pulau Kalong, dan Pulau Bidadari. Lokasi-lokasi tersebut merupakan bagian dari destinasi wisata Taman Nasional Komodo.
Pada Sabtu pukul 07.45 Wita, kapal itu bertolak dari Pulau Bidadari menuju Labuan Bajo. Namun, pada pukul 09.40 Wita, kapal itu diterjang badai dan angin kencang sehingga kapal tenggelam.
Sebelum tenggelam, kapten kapal Samsudin menghubungi KM Lapiret yang sedang melintas dengan jarak sekitar 700 meter melalui radio panggil. Samsudin meminta bantuan kapal itu untuk mengevakuasi para penumpang dan awak kapalnya.
Evakuasi secara bertahap pun dilakukan KM Lapiret menggunakan speedboat yang mereka miliki. Semua penumpang dan awak KM Aditya dibawa menuju Pelabuhan Pelni di Labuan Bajo. Para penumpang kapal itu adalah wisatawan domestik asal Sukoharjo, Jawa Tengah.
Supervisor PT ASDP Labuan Bajo Suhardin mengatakan, feri rute Labuan Bajo-Sape, sejak Sabtu (4/1), ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan. Angin kencang, hujan deras, dan gelombang laut dengan ketinggian 4 meter di wilayah itu menyebabkan semua pelayaran dengan kapal berbobot di bawah 1.000 gros ton (GT) dihentikan.