Angin kencang hingga puting beliung melanda dan menghancurkan sejumlah rumah di tiga kabupaten di wilayah Sulawesi Tenggara, Minggu (5/1/2020) malam. Potensi angin kencang dan cuaca buruk diperkirakan masih terjadi.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Angin kencang hingga puting beliung melanda dan menghancurkan sejumlah rumah di tiga kabupaten di wilayah Sulawesi Tenggara, Minggu (5/1/2020) malam. Potensi angin kencang dan cuaca buruk diperkirakan masih terjadi hingga beberapa hari ke depan.
Bencana angin kencang terjadi di wilayah Wakatobi, Bombana, dan Kolaka Utara pada waktu yang tidak jauh berbeda. Meski tidak menelan korban jiwa, sedikitnya belasan rumah warga rusak akibat dari kejadian ini.
Di Kolaka Utara, angin kencang terjadi di sejumlah desa pada Minggu sekitar pukul 19.00. Di Desa Lawadia, sedikitnya empat rumah hancur dengan kerugian belasan juta rupiah. Selain itu, belasan rumah lainnya juga rusak yang tersebar di sejumlah desa di wilayah ini.
Kepala Polres Kolaka Utara Ajun Komisaris Besar I Wayan Riko Setiawan, Senin (6/1/2020), menuturkan, angin kencang merusak sedikitnya sepuluh rumah di empat desa di Kolaka Utara. Selain di Lawadia, angin kencang juga menerjang Desa Lambuno, Sarona, dan Desa Marudin.
”Tidak ada korban jiwa dan korban luka dari kejadian ini. Hanya kerugian material yang diperkirakan mencapai Rp 25 juta. Kami sudah turunkan anggota untuk membantu warga yang terkena musibah angin kencang, dan terus bersiaga untuk membantu warga,” kata Riko.
Di Wakatobi, angin kencang hingga membentuk puting beliung juga merusak sejumlah rumah di beberapa titik. Kerusakan rumah warga terjadi pada atap atau terkena pohon tumbang.
Kepala SAR Kendari Djunaidi menuturkan, puting beliung terjadi di tiga desa di Wangi-wangi, yaitu di Desa Mandati, Padapuru, dan Mandapu. Angin merusak sejumlah rumah, tetapi tidak menimbulkan korban jiwa ataupun luka.
”Pada pukul 23.30 tim kami telah turun untuk memberikan pertolongan, apalagi tadi malam situasi gelap karena mati lampu. Sampai pagi ini kami masih melakukan pemantauan dan berjaga-jaga dengan situasi yang ada,” kata Djunaidi, Senin pagi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wakatobi M Yusuf menyampaikan, pihaknya sedang merampungkan pengumpulan data dan bantuan warga di lapangan. Sebelumnya, sepuluh rumah juga rusak akibat terjangan puting beliung di wilayah Wangi-wangi pekan lalu.
”Angin kencang memang salah satu yang kami waspadai selain gelombang tinggi di wilayah Wakatobi. Kami terus mengirimkan informasi terkait cuaca agar mitigasi warga meningkat,” ucap Yusuf.
Selain di Kolaka Utara dan Wakatobi, angin kencang juga menerjang wilayah Kabupaten Bombana pada waktu yang hampir bersamaan. Satu buah rumah rusak berat, dan sejumlah rumah lainnya rusak ringan.
Kepala Seksi Observasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Adi Istiyono mengungkapkan, angin kencang dan cuaca buruk diperkirakan terjadi hingga satu pekan ke depan. Sejumlah pihak diharapkan memantau perkembangan cuaca agar tidak bisa segera mengambil langkah persiapan apabila cuaca memburuk.
Menurut Adi, kecepatan angin memang terus meningkat, hingga terpantau di angka 15-20 knot dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini terjadi di perairan selatan Sulawesi Tenggara, khususnya di perairan Wakatobi, Bombana, dan Buton Selatan.
Meski ancaman bencana meningkat, BPBD Sulawesi Tenggara tidak terlihat melakukan persiapan yang matang. Bahkan, Kepala BPBD Sultra Boy Ikhwansyah tidak bisa dihubungi selama dua hari terakhir. Padahal, Kepala BNPB Doni Munardo telah memerintahkan agar semua BPBD bersiaga memasuki musim hujan dengan cuaca ekstrem yang terjadi.