Antisipasi Banjir di Solo, Puluhan Pompa Air Disiapkan
Untuk mengantisipasi bencana banjir, Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah menyiapkan puluhan pompa air di pintu-pintu air. Pompa tersebut berfungsi untuk membuang air dari sejumlah anak sungai Bengawan Solo ke induknya.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS - Untuk mengantisipasi bencana banjir, Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah menyiagakan puluhan mesin pompa di pintu-pintu air. Pompa-pompa tersebut berfungsi untuk membuang air dari sejumlah anak sungai Bengawan Solo ke induknya.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Solo Arif Nurhadi mengatakan, wilayah kota Solo dilintasi sejumlah anak sungai Bengawan Solo, diantaranya Kali Jenes, Wingko, Pepe dan Kali Anyar yang semuanya mengalirkan airnya ke Bengawan Solo.
Jika elevasi Bengawan Solo tinggi saat musim hujan, maka pintu air yang ada di anak-anak sungai Bengawan Solo akan ditutup. Setelah pintu air ditutup, pompa akan dioperasikan untuk membuang air ke Bengawan Solo.
“Kota Solo itu mengandalkan pompa air. Kalau pompanya tidak bisa operasional, ya sudah, air yang mengalir dari hulu, misalnya dari Boyolali akan berakhir di Kota Solo,” katanya seusai rapat koordinasi pembentukan posko terpadu penanggulangan bencana di Solo, Senin (6/1/2020).
Kota Solo itu mengandalkan pompa air. Kalau pompanya tidak bisa operasional, ya sudah, air yang mengalir dari hulu, misalnya dari Boyolali akan berakhir di Kota Solo, kata Arif Nurhadi
Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Solo, jumlah total pompa yang siap dioperasikan mencapai 30 unit, lima diantaranya merupakan jenis pompa bergerak. Dari 30 pompa itu, sebanyak 25 pompa terpasang di 15 lokasi pintu air yang dikelola oleh Pemkot Solo maupun Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.
Arif mengatakan, setiap lokasi pintu air terpasang mesin pompa air dengan kapasitas berbeda. Dicontohkan, di pintu air Demangan ada enam tiga pompa berkapasitas masing-masing 3.000 liter per detik dan tiga pompa dengan kapasitas masing-masing 1.500 liter per detik untuk membuang air dari Kali Pepe ke Bengawan Solo.
Sementara itu, di pintu air Joyotakan Timur ada tiga pompa berkapasitas 150 liter per detik, 100 liter per detik, dan 50 liter per detik. Selain untuk membuang air ke Bengawan Solo, juga ada pompa di Banyuanyar untuk membuang air ke Kali Anyar (anak sungai Bengawan Solo). “Kondisinya semua siap operasi. Setiap minggu sudah dipanasi,” kata Arif.
Memperbesar gorong-gorong
Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo mengatakan, sejumlah langkah antisipasi bencana banjir sudah dilakukan, diantaranya memperbesar gorong-gorong dan membersihkan selokan-selokan dari sampah. Selain itu, tanggul sungai Bengawan Solo juga telah diperkuat dengan tanggul beton atau parafet. Parafet tersebut berfungsi untuk mencegah luapan sungai Bengawan Solo.
“Semua sudah dilakukan semaksimal mungkin. Bencana alam yang tidak bisa diduga itu yang lebih mengkhawatirkan, misalnya angin puting beliung,” katanya.
Purnomo mengatakan, sebagai langkah siaga menghadapi bencana alam, Pemkot Solo menyiapkan posko terpadu penanggulangan bencana. Melalui posko itu, respon pertolongan kepada korban dan penanganan dampak bencana bakal bisa dilakukan lebih cepat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo Eko Prajudhi Noor Aly mengatakan, potensi bencana yang harus diwaspadai pada puncak musim hujan di Solo selain banjir, yakni angin puting beliung, serta talud sungai longsor.
Saat ini, BPBD Solo menyiagakan 28 personel tim reaksi cepat serta menjalin koordinasi dengan kelompok-kelompok sukarelawan. Ada lebih dari 1.000 orang sukarelawan yang siap diberdayakan sewaktu-waktu untuk membantu penanggulangan bencana.