Tim terpadu Perusahaan Listrik Negara (PLN) berupaya mempercepat penanganan 94 jaringan tegangan menengah yang tumbang di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik selama terpaan hujan deras dan angin kencang, Minggu (5/1/2020).
Oleh
IQBAL BASYARI/AMBROSIUS HARTO
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Tim terpadu Perusahaan Listrik Negara (PLN) berupaya mempercepat penanganan 94 jaringan tegangan menengah yang tumbang di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik selama terpaan hujan deras dan angin kencang, Minggu (5/1/2020) sore.
Sebanyak 67 tiang tegangan yang tumbang itu berada di wilayah Sidoarjo. Tumbangnya tiang mengakibatkan gangguan berupa pemadaman listrik di Surabaya dan Sidoarjo. Menurut laporan PLN, sampai dengan Senin ini, 22 tiang berhasil dinormalkan terutama di Surabaya sehingga sebagian pemadaman sudah teratasi.
Namun, penanganan tiang roboh di Sidoarjo belum dapat terealisasi maksimal. Pemadaman listrik masih terjadi di sebagian wilayah Sidoarjo terutama yang bergantung pada 67 tiang tegangan menengah yang tumbang itu.
Penanganan pemadaman listrik karena gardu terganggu atau jaringan tegangan tumbang harus mengutamakan keselamatan publik dan petugas, ujar Bob
General Manager Unit Distribusi PLN Jatim Bob Syahril saat menerima kunjungan Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Senin, menyatakan, bencana hidrometeorologi kemarin turut berdampak pada 1.588 gardu. Namun, sebanyak 1.570 gardu sudah menyala kembali. Sebanyak 18 gardu masih padam karena penanganan.
“Penanganan pemadaman listrik karena gardu terganggu atau jaringan tegangan tumbang harus mengutamakan keselamatan publik dan petugas,” ujar Bob. Ketika tiang roboh bahkan memutus kabel tegangan, sepatutnya aliran listrik diputus.
Jika tidak, kabel dengan arus listrik itu dapat mencelakai siapa saja yang lewat di dekatnya. Untuk itulah, saat bencana terjadi terutama banjir, biasanya turut disertai pemadaman listrik yang bertujuan mencegah potensi kemalapetakaan baru.
Emil mengatakan, potensi bencana hidrometeorologi terutama hujan deras, angin kencang, dan tanah longsor masih tinggi. Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi turun hujan deras dan angin kencang di wilayah Jatim masih akan terjadi setidaknya sampai sepekan ke depan.
Jika prediksi itu benar, potensi pohon bahkan tiang tegangan listrik tumbang masih akan terjadi. Selain kesigapan saat bencana terjadi, aparatur bersama publik patut meningkatkan kewaspadaan. Menurut Emil, perhatikan pepohonan dan sarana listrik di sekitar. Pohon yang berpotensi tumbang sebaiknya dipangkas atau ditebang. “Untuk tiang listrik ya sebaiknya melapor ke PLN agar ditangani,” katanya.
Manager Komunikasi Unit Distribusi PLN Jatim Fenny Nurhayati menambahkan, robohnya tiang tegangan menengah mengakibatkan pemadaman listrik di Surabaya Barat, Utara, Selatan, dan Krian di Sidoarjo. Untuk gangguan di Surabaya sudah teratasi pada Minggu malam. Gangguan di Sidoarjo ditargetkan bisa teratasi sore atau malam ini.
Menurut Fenny, penanganan gangguan listrik di Sidoarjo dilaksanakan oleh tim gabungan dari unit pelayanan Pasuruan, Mojokerto, dan Gresik. Alasannya, tim dari unit pelayanan Surabaya dikonsentrasikan untuk penanganan pemadaman di Surabaya Utara, Barat, dan Selatan tersebut.
Kepala Bidang Operasional Dinas Kebakaran Kota Surabaya Bambang Vistadi mengatakan, dari pendataan diketahui pohon tumbang terdapat di 67 lokasi di Surabaya. Selain itu, di sejumlah lokasi ada laporan pagar rumah roboh.
“Namun, tidak ada laporan korban jiwa,” kata Bambang. Penanganan pohon tumbang dapat diselesaikan dengan baik oleh tim terpadu yang melibatkan unsur pemerintah kota, provinsi, TNI, Polri, dan masyarakat di seluruh wilayah Surabaya pada Minggu malam.
Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Ipong Wisnoewardono pihaknya mengidentifikasi pohon-pohon lain yang berpotensi roboh ketika cuaca ekstrem terjadi. Hal ini untuk mencegah adanya korban jika suatu saat pohon tumbang ketika angina kencang kembali menerjang.
“Kami juga mengimbau warga untuk melaporkan jika ada pohon rapuh agar segera dilakukan pemangkasan,” ucapnya.
Ganti pohon
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mempertimbangkan kebijakan dalam penanaman kembali suatu kawasan. Maksudnya, jika ada penanaman pohon perlu dicari jenis yang berakar dalam dan tidak mudah tumbang atau dahannya patah saat terpaan hujan deras dan angin kencang.
Menurut Risma, di wilayah pesisir Surabaya akan coba digiatkan penanaman cemara udang yang berkarakter tahan terpaan. Harapannya, jika terjadi angin kencang dari arah pantai menuju kota setidaknya dapat ditahan oleh deretan pohon cemara udang.
Kapasitas rumah pompa mulai dari 1 hingga 5 meter kubik per detik. Dari beberapa pemantauan, saya meminta ada yang ditambah kapasitanya menjadi 5 meter kupik per detik untuk mengantisipasi curah hujan yang semakin tinggi, ujar Risma.
Hingga saat ini, Surabaya masih aman dari banjir meskipun setiap hari diguyur hujan. Namun demikian, Risma terus memastikan seluruh rumah pompa, drainase, waduk, berfungsi dengan baik. Salah satu yang dilakukan, yakni dengan melakukan pengecekan langsung ke sejumlah rumah pompa, seperti di kawasan Surabaya Timur dan Surabaya Barat yang berdekatan dengan sunga-sungai besar.
“Kapasitas rumah pompa mulai dari 1 hingga 5 meter kubik per detik. Dari beberapa pemantauan, saya meminta ada yang ditambah kapasitanya menjadi 5 meter kupik per detik untuk mengantisipasi curah hujan yang semakin tinggi,” ujar Risma.
Di Surabaya, curah hujan saat puncak musim penghujan biasanya di atas 200 mm per hari. Ada lima sungai besar dan 14 anak sungai yang melintas di kota seluas 350 kilometer persegi.
Untuk mencegah banjir, Pemkot Surabaya membangun 72 waduk atau bozem dengan luas total 1,4 juta meter persegi yang dapat menampung air hingga 6 juta meter kubik. Rekayasa lainnya dengan membangun 55 unit rumah pompa, 36 pintu air, serta 12 unit mesin penyaringan sampah di sungai.
“Sebanyak 1.200 petugas dari satuan tugas pematusan akan bekerja bergantian selama 24 jam untuk mencegah banjir di Surabaya saat cuaca ekstrem,” kata Risma.
Antisipasi lain, lanjut Risma, dengan menyebar pasokan makanan, genset, serta perahu karet di tujuh titik. Obat-obatan juga sudah disebar di puskesmas agar tidak terpusat di Dinas Kesehatan. Sedangkan untuk memastikan pasokan makanan tidak terganggu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bulog untuk membangun gudang makanan.
“Kami bekerja sama dengan swasta untuk menyiapkan cadangan makanan setidaknya selama tiga bulan,” ucapnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan, sepekan ke depan masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem di Jatim. Hal ini terkait dengan keberadaan pola tekanan rendah di Samudra Hindia. Ada pola pertemuan angin dan konvergensi di selatan Jatim sehingga terindikasi penguapan air meningkat untuk kemudian menjadi hujan.
BMKG mengingatkan hujan deras dan angin kencang yang berpotensi terjadi dalam sepekan mendatang patut diwaspadai. Kondisi itu bisa mendorong terjadinya banjir, tanah longsor, banjir bandang, pohon tumbang, dan jalan licin. Masyarakat harus waspada.