Terganggu Cuaca Buruk, Sejumlah Program Latihan Diubah
Kendati dihadapkan cuaca buruk berupa hujan lebat disertai angin kencang, pemusatan latihan ASEAN Para Games di Solo, Jawa Tengah tetap berlangsung dengan sejumlah penyesuaian program.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS - Kendati dihadapkan cuaca buruk berupa hujan lebat disertai angin kencang, pemusatan latihan ASEAN Para Games di Solo, Jawa Tengah tetap berlangsung dengan sejumlah penyesuaian program. Yang terpenting, kondisi kesehatan atlet lebih dijaga agar tidak terganggu karena faktor cuaca.
Beberapa hari terakhir, hujan lebat disertai angin kencang terjadi beberapa kali hingga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang di Solo. Ketua Komite Paralimpiade Nasional Indonesia Senny Marbun menyebutkan, hujan yang kerap turun di Solo diakuinya memengaruhi program latihan sejumlah cabang olahraga yang biasa menggelar latihan di arena terbuka.
Agar atlet tidak kehujanan, dilakukan perubahan dengan menjalankan latihan di dalam ruang. “Kalau hujan, latihan tidak diadakan di lapangan, misalnya untuk cabor atletik menjalani fitnes. Jadi, latihan tetap berjalan,” kata Senny di Solo, Selasa (7/1/2020).
Beberapa cabang olahraga yang biasa mengadakan latihan rutin di arena terbuka saat pagi maupun sore, antara lain atletik, renang, balap sepeda, dan panahan. Sementara itu, untuk cabor lain yang biasa menjalani latihan di ruang tertutup tetap dapat melaksanakan program pelatihan rutin seperti biasa, seperti bulu tangkis, tenis meja, angkat berat, catur, basket kursi roda, hingga voli duduk.
“Kondisi cuaca ini jelas berpengaruh pada pelaksanaan program-program latihan, tapi tidak signifikan dampaknya. Pelatnas ini kan sudah berjalan selama delapan bulan dan kini tinggal dua bulan lagi, jadi tidak ada masalah,” katanya.
Senny mengatakan, kondisi kesehatan para atlet saat ini benar-benar dijaga agar tetap fit menjelang pelaksanaan ASEAN Para Games di Filipina 20-28 Maret. Untuk itu, atlet dihindarkan dari kehujanan ketika berlatih. “Kami harus menjaga kondisi atlet, kalau kehujanan saat latihan, bisa sakit dan lain-lain sehingga akan berpengaruh pada performa mereka,” katanya.
Selain fisik, menurut Senny, pihaknya juga berusaha menjaga kondisi psikologis atlet agar tidak jenuh berlatih. Hal ini menyusul diperpanjangnya pelatnas karena penundaan pelaksanaan ASEAN Para Games dari semula akan digelar 18-24 Januari. Untuk itu, para pelatih diminta menyisipkan games atau permainan saat latihan rutin.
“Kami tetap optimistis mampu mempertahankan juara umum dengan perolehan medali sebanyak 100 emas,” katanya.
Secara terpisah, pelatih tenis meja Pelatnas ASEAN Para Games Bayu Widhie Hapsara Purba mengatakan, permainan-permainan biasa disisipkan saat latihan fisik dan teknik. Hal ini untuk mencegah kejenuhan para atlet. “Permainan-permainan itu untuk me-refresh atlet,” katanya.
Menurut Bayu, cabor tenis meja saat ini kembali menjalani program persiapan khusus yang telah dijalani sebelumnya untuk mematangkan taktik dan teknik. Setelah itu, akan dilanjutkan program latihan prakompetisi selama bulan Februari hingga menjelang pemberangkatan ke Filipina.
Pihaknya optimistis, cabor tenis meja mampu mencapai target perolehan medali sebanyak 12 emas, 13 perak dan 11 perunggu. “Kami lebih optimistis karena dengan tambahan waktu latihan, bisa lebih matang dari segi taktik, fisik, dan mental,” katanya.